Network
TERAS GORONTALO- Pada 12 Juni 2022 seorang siswa MTS yang ada di Kotamobagu tewas diduga karena adanya pengeroyokan yang dilakukan sembilan orang teman sekolahnya.
Bentuk kekerasan fisik yang terjadi seperti pada kasus diatas merupakan salah satu bentuk bullying atau perundungan, hal tersebut biasanya terjadi di setiap sekolah maupun lingkungan pergaulan.
Perundungan merupakan bentuk intmidasi yang dilakukan pelaku perundungan kepada korban yang dianggap sebagai perilaku agresif yang terus terjadi, dimana korban akan merasa bahwa pelaku bullying memiliki kekuatan lebih dari dia.
Menurut pakar parenting Barbara Coloroso, pelaku intimidasi sering kali merasa berhak dan tidak toleran terhadap perbedaan orang lain.
Baca Juga: Dari Kasus Tangmo Nida, Ini Penjelasannya Menurut Agama Kristen
Terdapat beberapa resiko yang akan dialami oleh korban penindasa berdasarkan pada penelitian yang diterbitkan dalam Archives of Disease in Childhood bahwa akan adanya peningkatan bunuh diri dan kesehatan yang lebih buruk secara keseluruhan hingga dewasa.
Selain itu bentuk bullying yang berupa kekerasan fisik bisa dapat menyebabkan kematian.
Setiap korban yang mengalami bullying biasanya takut untuk menceritakan hal tersebut pada orang tua karena dalam beberapa kasus adanya ancaman dari pelaku bullying.
Karena orang tua tidak dapat mengawasi anaknya selama 24 jam serta pergaulan yang ada di lingkungan pertemanan yang dimasuki anaknya maka untuk menghindari terjadinya kasus bullying, sebagai orang tua harus mengetahui tanda-tanda bahwa adanya perdagangan yang dialami sang anak.
