Mau Langsing tapi Bingung Caranya? Udah Coba Diet Karbo Malah Alergi? Begini Solusi dari Dokter Zaidul Akbar

- 16 Desember 2022, 21:05 WIB
Mau Langsing tapi Bingung Caranya? Udah Coba Diet Karbo Malah Alergi? Begini Solusi dari Dokter Zaidul Akbar
Mau Langsing tapi Bingung Caranya? Udah Coba Diet Karbo Malah Alergi? Begini Solusi dari Dokter Zaidul Akbar /Tangkapan layar YouTube dr. Zaidul Akbar Official/

TERAS GORONTALO – Tubuh langsing dan sehat tentu menjadi idaman setiap orang, terutama para wanita.

Berbagai macam diet pun rela dilakukan kaum wanita, demi mencapai target body goals yang telah ditentukan.

Segala daya dan upaya ditempuh para wanita, hanya demi mendapatkan predikat tubuh langsing dan singset.

Namun apa jadinya jika ternyata diet yang dijalani tidak cocok bagi tubuh?

Baca Juga: Jenis Tanah Ini Bagus untuk Tanaman Aglonema Daun Subur Rimbun dan Lebat

Bagaimana jika ternyata setelah menjalani diet tersebut, justru menimbulkan alergi pada diri sendiri?

Perlu untuk diketahui, berbagai informasi tentang jenis diet sudah banyak beredar di jagat maya.

Tak sedikit yang menjalani cara ekstrem, namun ada juga yang memilih jalur diet karbo yang dianggap lebih aman.

Diet karbo ini sendiri adalah salah satu metode untuk menurunkan berat badan, dengan cara mengurangi asupan karbohidrat sebanyak mungkin.

Akan tetapi ini bukan berarti tidak sama sekali mengonsumsi karbohidrat.

Karena biar bagaimana pun, tubuh kita tetap membutuhkan asupan energi yang berasal dari karbohidrat.

Kendati demikian, ternyata menjalani pola diet karbo masih juga dapat menyebabkan terjadinya alergi pada tubuh.

Kenapa bisa demikian?

Baca Juga: Benarkah Para Gorosei Hidup Abadi ?, Buah Iblis Trafalgar Law Menjadi Incaran Pemerintah Dunia

Dokter Zaidul Akbar dalam kanal YouTube miliknya, Zaidul Akbar Official, menjelaskan kalau seandainya setelah menjalani diet karbo seseorang tiba-tiba alergi saat mengonsumsi nasi.

Maka hal pertama yang patut untuk ditelusuri adalah sumber beras yang dikonsumsi.

Apakah itu termasuk beras organik yang bebas pestisida, atau justru beras umum yang dalam penanganannya ternyata mendapat semprotan pestisida.

Jika ternyata itu adalah beras organik yang bebas residu, maka seharusnya orang yang melakukan diet tersebut akan baik-baik saja.

Tapi jika beras tersebut berasal dari tanaman yang ternyata disemprot dengan bahan kimia, mungkin saja kondisi alergi bisa menimpa.

Namun berbeda halnya dengan gluten, di mana memang ada orang yang cukup sensitif terhadap zat tersebut.

Terutama bagi mereka yang sudah menjalani diet, biasanya tubuh akan semakin sensitif dengan bahan pangan tertentu juga

“Biasanya ketika tubuhnya sudah bersih, dia nggak cocok lagi. Jadi saran saya, jangan dicobain glutennya. Cari yang sumber pangan non-gluten,” jelas dokter Zaidul Akbar.

Adapun contoh sumber pangan non-gluten yang dapat dikonsumsi bagi para ‘pelaku’ diet, misalkan tepung singkong yang dimodifikasi (mocaf), atau tepung sorgum, atau tepung beras, yang jelas sudah gluten free.

Selain itu, ada juga tepung pati garut yang baik bagi mereka yang tengah diet dan ternyata dapat mengatasi masalah asam lambung.

“Jadi kalau emang udah nggak cocok sama gluten, ya jangan coba-coba,” kata dokter Zaidul Akbar.

Dia pun menyarankan bagi mereka yang ingin melakukan diet karbo, harusnya jangan sama sekali meninggalkan zat tersebut.

Karena pada dasarnya tubuh itu membutuhkan karbohidrat sebagai sumber energi.

Jika memang akan membatasi jumlah karbohidrat yang dikonsumsi, maka cukup mencari sumber-sumber pengganti lain yang lebih sehat.

Hal lain yang juga cukup mempengaruhi kondisi tubuh orang yang tengah diet adalah kurangnya ‘petugas’ di dalam tubuh.

Maksudnya di sini adalah tentara atau bakteri baik yang sebenarnya memiliki manfaat penting bagi tubuh.

“Bisa dinaikkan imunitasnya dengan mengkonsumsi produk-produk fermentasi. Contoh paling sederhana itu menggunakan cuka 1 sendok makan. Cuka apel,” tutur dokter Zaidul Akbar.

Kendati demikian, dalam pemilihannya juga perlu diperhatikan agar tidak membeli cuka yang bertuliskan apple cyder vinegar.

Menurut dokter Zaidul Akbar, cuka apel yang memiliki tulisan cyder itu ternyata menggunakan alkohol dalam pembuatannya.

Maka sebaiknya jika untuk kesehatan, cukup memilih apple vinegar saja, atau yang ada logo halalnya.

Cara membuatnya pun mudah, cukup ambil 1 sendok makan cuka apel, kemudian larutkan ke dalam kurang lebih 300 cc – 400 cc air dan campurkan dengan 2-3 sendok makan madu.

Sebelum dikonsumsi, tambahkan sedikit garam, lalu diminum bersama dengan habatussauda serbuk.

Niscaya ramuan tersebut dapat membantu untuk melancarkan pencernaan kita yang tengah menjalankan diet karbo.

“Kalau nggak ada itu, misalkan mau lagi yang lebih di atasnya itu, minum atau mengkonsumsi probiotik,” ucap dokter Zaidul Akbar.

Karena probiotik ini merupakan salah satu sumber bakteria baik yang bisa membantu mengolah kembali atau menyeimbangkan kondisi pencernaan kita.

Nah, kira-kira sampai di sini masih ada pembaca yang takut buat diet nggak ya?

Rasanya sih nggak perlu buat takut lagi, ya, karena sebenarnya nggak ada diet yang berbahaya, selama kita menjalaninya sesuai dengan aturan kesehatan yang ada.***



Editor: Viko Karinda

Sumber: Youtube Zaidul Akbar Official


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah