Islam Tuhan Berbeda dengan Islamnya Manusia! Begini Menyikapi Perbedaan Tafsir di Zaman Kacau

26 September 2022, 21:30 WIB
Islam Tuhan Berbeda dengan Islamnya Manusia! Begini Menyikapi Perbedaan Tafsir di Zaman Kacau /Tangkap layar YouTube Perspektif Wimar TV/

TERAS GORONTALO - Islam secara harfiah berasal dari kata salam yang berarti selamat, damai dan tenteram, berserah diri, tunduk dan patuh.

Islam secara maknawi dapat diartikan keselamatan dan kedamaian, karena berserah diri hanya kepada Allah SWT yang tidak ada Tuhan selain Dia.

Sedangkan Islam menurut istilah adalah din atau agama yang bersumber dari Allah SWT yang di bawah melalui para Rasul-Nya, sejak Nabi pertama Adam hingga Nabi terakhir, yakni Muhammad SAW demi kemaslahatan manusia di dunia dan di akihirat.

Islam yang di turunkan dari Allah kepada hamba-Nya merupakan sebuah pedoman atau tuntunan hidup. Agar manusia bisa selamat dunia dan akhirat.

Tetapi, pada saat yang sama ada keterbatasan atau kesenjangan antara Pencipta dengan ciptaan-Nya.

Baca Juga: Dua Alasan Doa Tidak Dikabulkan Allah , Habib Husein Ja'far : Permintaan Iblis Saja Terkabul

Dimana dalam konsep ajaran Islam, Tuhan Maha benar dan Maha tak terbatas, sedangkan manusia memiliki batasan sehingga berpotensi melakukan kesalahan.

Maka ketika Allah menurunkan Islam kepada manusia maka terdapat degradasi nilai Islam.

Ini disebabkan manusia-lah yang memiliki wadah terbatas untuk menerima konsep islam dari Maha tak terbatas.

"Ketika Islam Tuhan begitu sampai kepada manusia, maka Islam bukan lagi Islam Tuhan, tapi menjadi islam manusia dalam tafsir manusia." ucap Haidar Bagir, dilansir dari kanal YouTube Perspektif Wimar TV.

"Jadi, tidak ada yang tahu islam di benak Tuhan itu seperti apa, begitu sampai pada manusia, dia masuk filter. Entah itu tingkat intelektualitasnya, sukunya dan tempat tinggalnya." ujar Haidar Bagir.

Menurut Haidar, wajar saja jika pemahaman islam terdapat ragam mazhab, ragam sudut pandang dan ragam tafsir.

"Salah satu contoh adalah seorang muslim yang ada di pesisir, pasti akan berbeda konsep islamnya dengan muslim yang ada di pedalaman." ucap Haidar.

Baca Juga: Amalan Sederhana Ini dapat Mengundang Kekayaan dan Rezeki yang Lancar Menurut Syekh Ali Jaber

Menurut Haidar, jangan merasa islam yang di anut oleh beberapa individu adalah islamnya Tuhan, Islam dia adalah islamnya dia, orang lain bisa mempunyai islam yang lain tapi sama-sama benar.

Haidar pun menyarankan kepada kita agar senantiasa memberikan ruang untuk selalu belajar kepada siapapun.

Dengan belajar islam kepada orang lain, membuat kepingan-kepingan kebenaran islam dapat makin lengkap.

"Bisa saya katakan kalau kita mau tahu islam yang ada dibenaknya Tuhan, maka belajarlah islam dari orang-orang yang lain." kata Haidar

"Sehingga tadinya kita melihat Islam Tuhan dari salah satu aspek kecil, kita lebih lengkap memahami islam yang ada di benak Tuhan seperti apa." tambah Haidar

Menurut Haidar ketimbang kita mengkafir-kafirkan orang, belajarlah Islam dari perspektif orang lain, sehingga pengetahuan kita terhadap konsep Islam yang dimau Tuhan makin lengkap.

"Itu yang saya sampaikan, sebetulnya untuk mengimbangi sikap sebagian orang yang memutlakkan pemahaman keislamannya, padahal itu hanya satu tafsir dari tidak terhitung tafsir yang mungkin bisa sama-sama benar. ucap Haidar

Haidar pun mengutip salah satu tokoh sufi islam besar tentang adanya fakta multi tafsir yang terjadi.

"Ibnu 'Arabi mengatakan tafsir terhadap Al-Quran jumlahnya bisa sejumlah umat manusia dari zaman Nabi Adam sampai hari kiamat, selama dia mendekati Al-Quran itu dengan niat yang baik. Semua bisa unik dan semua bisa benar. tutupnya.***

Editor: Gian Limbanadi

Sumber: Youtube Perspektif Wimar TV

Tags

Terkini

Terpopuler