Gus Baha: Punya Banyak Hutang? Begini Solusi Agar Mudah Dalam Melunasinya

14 Oktober 2022, 18:32 WIB
Gus Baha: Punya Banyak Hutang? Begini Solusi Agar Mudah Dalam Melunasinya /pikiran rakyat /

TERAS GORONTALO - Setiap orang pasti akan menjumpai yang namanya hutang piutang kata Gus Baha.

Orang-orang yang terlibat dalam hutang kata Gus Baha, wajib untuk membayar atau melunasinya.

Hutang dalam Islam, harus segera dibayarkan dan jangan menunda-nunda pelunasannya kata Gus Baha.

Dalam kajiannya, K. H. Ahmad Bahauddin atau akrab dengan sapaan Gus Baha itu menjelaskan tentang orang yang terlibat hutang serta cara mengatasinya. 

Baca Juga: Gus Baha: Membaca Dzikir Ini, Sama dengan Berdzikir Sepanjang Malam! Begini Bacaanya

Lalu, bagaimana jika seseorang yang memiliki hutang namun tidak sanggup untuk membayar atau melunasi hutang tersebut?

Melansir dari kanal Youtube Kalam - Kajian, begini tips dan saran Gus Baha bagi mereka yang terlibat dalam hutang piutang.

Dalam sebuah hadist shahih kata Gus Baha, untuk bisa meringankan segala urusan kita di dunia, baiknya kita benar-benar menjadi kekasih Allah SWT.

Hutang kata Gus Baha wajib dibayarkan, namun jika kita tidak memiliki apa-apa lagi dan tidak bisa melunasinya, berserah diri saja kepada Allah SWT sembari meminta petunjuk.

"Hutang kamu kalau bisa sebaiknya dibayar. Namun kalau tidak bisa, ya biarkan saja, namanya gak bisa bayar," kata Gus Baha.

Menurut Gus Baha, setiap orang yang berhutang jangan sampai mengorbankan sesuatu yang berpotensi dosa besar, demi membayarkan hutang. 

Baca Juga: Gus Baha: Amalkan Dzikir Ini, Malaikat Akan Kewalahan Mencatat Pahalamu!

"Kalau sampai menjual rumah, anak istri mau ke mana?" tambah Gus Baha.

Jangan sampai menelantarkan keluarga karena hutang, sebaiknya kata Gus Baha mencari alternatif lainnya.

Bahkan kata Gus Baha, sebaiknya menghindari yang namanya hutang piutang, karena akan mempersulit diri kita sendiri.

Selain mempersulit diri kita semasa di dunia, urusan hutang juga akan memberatkan kita saat di akhirat nanti.

Urusan hutang piutang di dunia akan dihisab nanti di akhirat.

"Nah, caranya bagaimana? Kalau kamu saleh benaran, ini masyhur ya. Jadi yang tidak bisa diampuni Allah SWT itu "Dain" (hutang)," ujar Gus Baha.

Dalam sebuah riwayat lain juga mengatakan, bahkan Baginda Nabi Muhammad SAW tidak mau menyolati sahabat yang memiliki hutang.

"Bahkan Rasulullah SAW tidak bersedia mensholati orang yang masih punya hutang," tegas Gus Baha.

Hal tersebut juga menegaskan kepada kita, bahkan orang yang mati syahid dan punya hutang pun akan dihisab.

"Jadi cerita hutang seperti ini. Orang syahid saja hutangnya dihisab, apalagi yang tidak mati syahid," lanjut Gus Baha.

Riwayat tersebut disebutkan saat Nabi Muhammad SAW hendak ke rumah salah satu sahabat yang meninggal.

Kemudian Nabi Muhammad SAW bertanya, apakah orang tersebut memiliki hutang.

Salah seorang sahabat kemudian menjawab kalau mayit tersebut memiliki hutang.

Nabi Muhammad SAW kemudian mengatakan, " "Shollu 'ala Shohibikum (temanmu sholati)."

Rasulullah SAW yang mengetahui orang tersebut memiliki hutang, lantas tidak mau menyolati, dan menyuruh sabahat lainnya.

Mendengar jawaban Rasulullah tersebut, datang seorang sahabat lainnya mengatakan akan bersedia membayatkan hutang dari mayit tersebut.

"Alayya Ya Rasulullah SAW Dirhamani (hutangnya saya yang melunasi)," kata sahabat.

Pernyataan dari sahabat tersebut, lantas membuat Rasulullah berbalik dan bersedia menyolati mayit itu.

Kesimpulan dari kisah itu kata Gus Baha adalah sang mayit bisa terbebas dari beban hutang dunia, jika diambil alih oleh ahli waris yang masih hidup.

Seperti seorang yang miskin dan tak sanggup membayarkan hutangnya sebut Gus Baha, bisa diwariskan oleh anaknya.

"Masalahnya, orang miskin yang tidak bisa membayar hutang kemungkinan anaknya untuk melunasinya juga kecil," ujar Gus Baha.

Seorang anak atau keluarga dari mayit yang punya beban hutang di dunia, akan terbebas dari hisab akhirat jika ahli warisnya bersedia membayarkan dengan ikhlas.

Gus Baha kemudian menceritakan, dulu ada seorang kekasih Allah SWT, yakni orang yang alim.

Kekasih Allah SWT itu memiliki hutang yang banyak, namun ia juga memiliki pahal yang banyak.

"Ada orang kekasih Allah SWT, memiliki hutang banyak. Lucu kan Wali kok banyak utang. Ya tidak apa-apa, dia kan Waliyullah (kekasih Alah SWT)," kata Gus Baha menceritakan kisah.

Amal dan pahala itu kata Gus Baha semakin berkurang, karena ditagih terus sama yang pemberi hutang. Lama-lama juga habis kata Gus Baha.

"Amalnya Wali kan banyak, Walaupun ditagih banyak orang tetap cukup. Tapi lama-lama kehabisan juga," tambahnya.

Kemudian kata Gus Baha, Allah SWT menyiapkan satu surga yang luar biasa mewahnya.

Saking mewahnya, orang-orang bertanya surga itu disiapkan untuk siapa?

Lalu Allah SWT menjawab, "untuk orang yang membebaskan hutang."

Mendengar cerita tersebut, semua orang yang memberikan hutang meringankan beban yang berhutang.

"Dampaknya terlihat bahwa orang-orang zalim ikut masuk surga karena berkah memberi hutang dan mengikhlaskannya," kata Gus Baha.

Kita sebagai umat manusia ciptaan-Nya, tidak akan pernah tahu apa yang menjadi kehendak dari Allah SWT.

Termasuk orang yang memberi hutang, jika Allah SWT menghendaki maka ia nantinya akan diganti dengan surga kata Gus Baha.

Namun, kita sebagai umat Muslim yang baik harus tetap berupaya untuk melunasi hutang kita dan mempercepat pembayarannya.

Jika kita tak mampu melunasinya, anak atau keluarga kita bisa melunasi hutang kita.

Makanya dalam Islam, kita diajarkan untuk saling membantu agar nantinya kita juga dimudahkan dalam setiap kesulitan.

Seperti yang disabdakan oleh Rasulullah SAW, "Barangsiapa memberi tenggang waktu bagi orang yang berada dalam kesulitan untuk melunasi hutang atau bahkan membebaskan hutang itu, maka dia akan mendapat naungan Allah SWT." (HR Muslim 3006)."

Itulah beberapa penjelasan mengenai hutang piutang oleh K. H. Ahmad Bahauddin atau Gus Baha.

Semoga kita semua dijauhkan dari beban hutang dunia dan dibebaskan dari hisab hutang di akhirat. ***

Editor: Gian Limbanadi

Tags

Terkini

Terpopuler