TERAS GORONTALO – Belum bisa melupakan alias belum move on terhadap seseorang yang pernah dicintai di masa lalu, biasanya sering dialami oleh sebagian orang.
Jika mengalami kondisi seperti itu, biasanya ikut berimbas pada kondisi hati orang tersebut yang sulit menerima orang lain.
Kejadian ini bahkan sempat ditanyakan kepada Ustadz Muhammad Nuzul Dzikir tentang bagaimana jika seseorang yang belum bisa move on dari masa lalu.
Pertanyaannya tersebut kurang lebih seperti ini. Bagaiman jika hati masih terpaut pada satu orang di masa lalu sehingga tidak bisa membuka hati untuk orang lain?
Baca Juga: Orang Punya Tato Melaksanakan Sholat Apa Sah?, Begini Penjelasan Ustadz Abdul Somad
Dilansir TerasGorontalo dari akun TikTok @Aswaja Hijrah dalam unggahannya 1 Juni 2022, berikut tanggapan Muhammad Nuzul Dzikir.
Menurut Ustadz Muhammad Nuzul Dzikir, terkait hal itu ada dua kemungkinan yang menjadi penyebab.
Pertama kata sang ustdaz, perasaan ini muncul karena pacaran atau hubungan yang tidak halal, atau tidak ada kesalahan yang dia perbuat tapi perasaan itu lahir.
Kalau konsep yang pertama itu kata Muhammad Nuzul Dzikir, ini adalah dampak negative dari kemaksiatan dan solusinya adalah taubat kepada Allah subhanahu wa ta’ala yaitu taubatan nasuha.
Akan tetapi kata Ustadz Muhammad Nuzul Dzikir, kalau hal itu lahir dari sebuah proses yang tidak ada sisi haramnya, tapi itu tumbuh.
Seperti dikatakan Umar bin Khattab ketika ditanyakan, itulah yang namanya perasaan hati yang tidak bisa dikendalikan.
“Itu yang dinamakan para ulama al-Isyq al-mubah. Rasa cinta yang lahir dari hal yang mubah,”ujar Ustadz Muhammad Nuzul Dzikir.
Solusinya apa kata Ustadz Muhammad Nuzul Dzikir, kalau bisa dipersatukan, dipersatukan.
“Jadi usahakan untuk ke arah sana (menikah),” kata Ustadz Muhammad Nuzul Dzikir.
Hal itu juga kata dia sebagaimana salah satu makna ucapan Umar bin Abdul Aziz, bahwa apabila hawa nafsu itu bisa bersanding dengan syariat, itula puncak kebahagian, puncak dari kelezatan kata beliau.
Menurut Ustadz Muhammad Nuzul Dzikir, kata Umar bin Abdul Aziz, azzabad, jadi zabad itu udah perfect.
“Itu udah perfect. Kalau hawa nafsu bisa bersanding dengan syariat,” terangnya.
“Artinya, ketika kita bisa bersanding dengan sosok yang kita cintai dan kita berjuang bersama dia dalam sebuah bahtera rumah tangga, nggak ada yang lebih indah dari itu,” tambahnya.***