Baca Juga: Adi Hidayat : Apakah Anda Divonis Sakit yang Mustahil Disembuhkan? Berikut Zikir Pengobatannya
Habib Husein Jafar menjelaskan bahwa Nabi SAW bahkan melaksanakan pernikahan pada bulan Safar yang diyakini sebagai bulan sial pada zaman jahiliyah untuk menunjukkan bahwa tidak ada yang disebut dengan bulan sial.
“Untuk melawan anggapan itu, Nabi bukan cuman bilang bahwa bulan Safar itu tidak ada kesialan di dalamnya, tetapi Nabi menikah di bulan Safar,” ucap Habib Husein Jafar.
Selain membahas tentang larangan percaya pada hari sial, Habib Husein Jafar juga menjelaskan bahwa seseorang yang mengalami musibah atau kesusahan tidak berarti Allah tidak menyayangi orang itu.
“Susah dan senang itu gak ada kaitannya dengan, bahwa oh berarti kalo senang Allah ridho kepada kita, kalau susah berarti Allah gak ridho kepada kita,” katanya.
Baca Juga: Bahan Baku Obat Sirup Diduga Berasal dari Luar Negeri
Hal tersebut mengartikan bahwa ridho Allah tidak tergantung dengan kesenangan atau kesusahan yang dimiliki seseorang. Bahkan ada orang yang memang sengaja diberikan kesenangan sebagai bentuk cobaan. Sebaliknya juga dengan orang yang merasakan kesedihan karena mengalami kesusahan atau bencana.
“Jadi sedih justru cara Allah rindu kepada kita dan manggil kita, itu kadang dengan kesedihan. Karena kadang kita itu kalau senang lupa Allah, kalau sedih ingat Allah,” kata Habib Husein Jafar.***