TERAS GORONTALO – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) mengklaim aplikasi PeduliLindungi telah digunakan 32,8 juta pengguna.
Dikutip Teras Gorontalo di laman Covid19.co.id. Rata-rata penambahan pengguna per hari aplikasi PeduliLindungi mencapai 500 ribu penguna.
Aplikasi PeduliLindungi dinilai berperan penting dalam pengendalian pandemi COVID-19.
Baca Juga: Masyarakat Indonesia Diminta Hidup Berdampingan Dengan COVID-19
Aplikasi PeduliLindungi juga akan menjadi syarat untuk akses ke tempat public serta menjadi syarat perjalanan pada transportasi darat, laut, udara, dan perkeretaapian.
Menkominfo Johnny G. Plate menjelaskan bahwa Aplikasi PeduliLindungi dapat membantu pemerintah dalam melakukan tracing penularan virus corona atau COVID-19.
Penguatan tracing ini akan membantu proses pengambilan keputusan dan tindakan agar penularan tidak menyebar luas.
Baca Juga: India Gelar Pertemuan dengan Taliban, Bahas Keselamatan Warganya
“Dengan mengunduh aplikasi PeduliLindungi dan mengaktifkan data lokasi, secara berkala sistem dapat melakukan identifikasi lokasi serta memberikan informasi terkait dengan tingkat risiko lokasi dan zonasi penyebaran COVID-19,“ katanya.
Menteri Johnny juga menjelaskan per 29 Agustus 2021, total masyarakat yang melakukan skrining dengan menggunakan PeduliLindungi di beberapa sektor publik, seperti pusat perbelanjaan dan lainnya telah mencapai 13,6 juta orang.
Dari total 13,6 juta orang tersebut, terdapat 462 ribu orang yang masuk kategori merah sehingga tidak diperkenankan masuk dan melakukan aktivitas oleh sistem.
Baca Juga: Menkominfo: Masyarakat Harus Siap Hidup Berdampingan dengan COVID-19
Menkominfo menegaskan bahwa pemerintah juga menjamin keamanan data para pengguna yang ditercatat di aplikasi PeduliLindungi.
Masyarakat diminta untuk tidak khawatir karena sistem keamanan dari Pedulilindungi akan terus dimutakhirkan dan diperkuat untuk terus menekan kemungkinan terjadi kebocoran data.
“Dengan menggunakan aplikasi Pedulilindungi, anda sudah berkontribusi dalam melawan pandemi COVID-19,” katanya.***