Handphone Keluarga Brigadir J Diduga Diretas, Polisi Angkat Bicara

13 Juli 2022, 19:48 WIB
Hanpohone Keluarga Brigadir J Diduga Diretas, Polisi Angkat Bicara /

TERAS GORONTALO - Terkait dengan handphone keluarga Brigadir J yang diduga diretas, pihak Kepolisian angkat bicara.

Handphone keluarga Brigadir J yang diduga diretas itu, informasinya sudah beredar di media sosial.

Akhirnya, terungkap dalam konferensi pers, sesuai dengan keterangan Polisi saat ditanyakan terkait dengan handphone keluarga Brigadir J yang diduga diretas.

Selain handphone keluarga Brigadir J yang diduga diretas, sempat dipertanyakan juga terkait diduga beberapa pihak Kepolisian mendatangi rumah keluarga.

Menanggapi hal tersbut, Ahmad Ramadhan mengatakan, belum menerima infromasi tersebut.

"Itu informasi ya, informasi yang kami belum terima, tentu kami akan cek kembali apakah benar infromasi tersebut. Kalau memang ada peretasan gitu, tentu bisa melaporkan kepada kepada Kepolisan terdekat," imbau Ahmad Ramadhan.

"Jangan menjadikan sebuah isu, tetapi kita akan melayani laporan-laporan, siapapun laporan yang kita terima tentu kita akan kita tindak lanjuti," terang Ahmad Ramadhan, dikutip dari video yang diunggah di kanal YouTube DIV HUMAS POLRI pada Rabu 13 Juli 2022.

Polri Bentuk Tim Khusus

Polri membentuk tim khusus terkait dengan kasus penembakan yang terjadi di Rumah kediaman Kadiv Propam.

Tim khusus yang dibentuk terkait dengan kasus penembakan yang terjadi di Rumah kediaman Kadiv Propam tersebut atas perintah Kapolri.

Dijelaskan Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Polri Brigjen Pol Ahmad Ramadhan, tim khusus itu teridiri dari pihak internal Polri dan ekternal.

Adapun tim khusus itu dipimpin langsung oleh Wakapolri.

"Kemarin telah disampaikan bapak Kapolri telah dibentuk Tim Khusus, Tim Khusus terkait dengan kasus penembakan yang terjadi di Rumah kediaman Kadiv Propam. Tim khusus tersebut dipimpin oleh Wakapolri, anggotanya ada Irwasum, Kabareskrim, Kabaintelkam, ada ASDM," jelas Ahmad Ramadhan.

Sementara itu, kata Ahmad Ramadhan, tim khusus yang dilibatkan dari pihak eksternal melibatkan Komnas Ham, dan Kompolnas.

Ahmad Ramadhan menuturkan, tim khusus tersebut akan bekerja secara transparan, objektif dan akuntabel.

"Kemudian hasil kerja dari tim khusus ini, nanti akan memberikan rekomendasi tindak lanjut kepada upaya-upaya penyelidikan dan penyidikan yang telah dilakukan," terang Ahmad Ramadhan, dikutip dari video yang diunggah di kanal YouTube DIV HUMAS POLRI pada Rabu 13 Juli 2022.

Diberitakan sebelumnya, sebuah insiden saling tembak antar polisi terjadi di kediaman pejabat tinggi Polri, pada Jumat, 8 Juli 2022 lalu.

Kejadian saling tembak antar polisi ini terjadi di rumah dinas Kadiv Propam, pada kawasan Duren Tiga, Jakarta Selatan.

Diketahui dalam insiden ini, satu orang anggota Polri dengan pangkat Brigadir Jenderal dinyatakan meninggal dunia.

Dilansir dari Pikiran Rakyat, markas besar Kepolisian RI (Mabes Polri) telah mengonfirmasi adanya insiden penembakan tersebut.

Korban yang meninggal merupakan salah seorang anggota yang tengah menjalani tugas jaga di Propam Polri.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Ahmad Ramadhan mengatakan, “Peristiwa itu benar telah terjadi pada hari Jumat, 8 Juli 2022, kurang lebih pukul 17.00 WIB, atau jam 5 sore”.

Ramadhan menjelaskan bahwa peristiwa penembakan ini terjadi antara Brigadir J yang saat itu tengah bertugas di Propam Polri, bersama dengan seorang anggota berinisial Bharada E.

“Peristiwa singkat saat itu, Brigadir J berada atau memasuki rumah salah satu pejabat Polri di Perumahan Dinas Duren Tiga, kemudian ada anggota lain atas nama Bharada E menegur,” ungkap Ramadhan.

Orang yang pertama kali mengacungkan senjata dan melayangkan tembakan pertama, kata Ramadhan, adalah Brigadir J.

Sontak saja hal tersebut membuat Bharada E bergerak dengan cepat, untuk menghindari tembakan.

Bharada E kemudian melayangkan tembakan balasan kepada Brigadir J dalam hitungan sepersekian detik.

“Penembakan yang dilakukan oleh Bharada E itu mengakibatkan Brigadir J meninggal dunia,” ucap Ramadhan.

Penyebab terjadinya insiden ini adalah tindakan pelecehan yang dilakukan oleh Brigadir J terhadap istri dari Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo, dengan menggunakan senjata.

“Berdasarkan keterangan dan barang bukti di lapangan, bahwa Brigadir J memasuki kamar pribadi Kadiv Propam dan melecehkan istri Kadiv Propam dengan todongan senjata,” ungkap Ramadhan.

Ramadhan menjelaskan bahwa Brigadir J merupakan anggota Bareskrim yang bertugas menjadi sopir dari istri Kadiv Propam.

Sedangkan Bharada E adalah anggota Brimob yang bertugas sebagai pengawal dari Kadiv Propam.

Kala itu, kata Ramadhan, istri Kadiv Propam ini berteriak minta tolong, hingga terdengar oleh Bharada E yang berada di lantai atas rumah.

Bharada E kemudian turun untuk memeriksa keadaan dan mendapati Brigadir J berada di dalam kamar istri Kadiv Propam.

“Teriakannya terdengar oleh Bharada E yang berada di lantai atas, sehingga Bharada E turun memeriksa sumber teriakan,” kata Ramadhan.

Mendapati Brigadir J dalam kamar tersebut, Bharada E kemudian menanyakan maksud dan tujuan keberadaannya.

Brigadir J yang panik lantas mulai melepaskan tembakan ke arah Bharada E.

“Pertanyaan Bharada E direspon oleh Brigadir J dengan melepaskan tembakan pertama kali ke arah Bharada E,” ungkapnya.

Berdasarkan hasil olah TKP, diketahui bahwa Brigadir J melepaskan tembakan sebanyak 7 kali.

“Brigadir J melepaskan tembakan sebanyak 7 kali, Bharada E membalas mengeluarkan tembakan sebanyak 5 kali,” tuturnya.

Sementara itu, saat insiden terjadi, Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo sedang tidak berada di lokasi kejadian, karena tengah melakukan tes PCR Covid-19.

Irjen Ferdy mengetahui insiden tersebut setelah mendapatkan telepon dari istrinya yang tengah histeris.

“Kadiv Propam pulang ke rumah karena dihubungi istrinya yang histeris. Kadiv Propam sampai di rumah dan mendapati Brigadir J sudah meninggal dunia,” kata Ramadhan.

Atas kejadian tersebut Irjen Ferdy lantas langsung menghubungi Kapolres Jakarta Selatan, untuk kemudian dilakukan olah TKP oleh Satreskrim Polres Metro Jakarta Selatan.***

 

Editor: Sutrisno Tola

Sumber: Pikiran Rakyat YouTube

Tags

Terkini

Terpopuler