Kok Dokter Faisal Dituduh Teroris Inisial FS Padahal Spesialis Radiologi Ini Lulusan Universitas Ternama

- 24 Mei 2022, 03:05 WIB
Kok Dokter Faisal Dituduh Teroris Inisial FS Padahal Spesialis Radiologi Ini Lulusan Universitas Ternama
Kok Dokter Faisal Dituduh Teroris Inisial FS Padahal Spesialis Radiologi Ini Lulusan Universitas Ternama /Tangkap Layar Facebook UDhin Dg SituRu/

TERAS GORONTALO -- Kasus dokter spesialis radiologi Faisal, hilang tanpa jejak masih menyita perhatian publik.

Tim khusus yang dibentuk polisi masih bekerja keras untuk mengungkap kasus dokter spesialis radiologi Faisal.

Masyarakat menaruh harapan ke polisi agar kasus dokter spesialis radiologi Faisal, segera terungkap.

Sehingga, berbagai spekulasi penyebab dokter spesialis radiologi Faisal, dapat terjawab.

Apalagi, dokter Faisal, telah dikaitkan dengan teroris inisial FS yang ditangkap tim gabungan Polda Sulteng dan Densus 88 Anti Teror.


Dilansir Teras Gorontalo dari Tribata News, begini penjelasan lengkap terkait beberapa teroris yang dibekuk dan disangkut pautkan dengan dokter Faisal yang hilang di Toli-toli.

Berkat kerja sama antara Polda Sulteng dengan Tim Densus 88 Anti Teror, mengamankan sejumlah tersangka teroris jaringan Mujahidin Indonesia Timur (MIT).

Terinformasi, 24 tersangka teroris tersebut masuk dalam jaringan Jamaah Anshor Daulah (JAD) berafiliasi di MIT.

Menariknya, dari 24 tersangka teroris ada inisial FS, yang ditangkap oleh tim Polda Sulteng dan Densus 88 Anti Teror.

Diketahui, pelaku teroris yang ditangkap Polda Sulteng dan Densus 88 di antaranya: FS, RA, IR, SH, FMAW, HR, LY, IS, RK, TR, IS, MB, MR, RK, EA, SM, AM, DM, DR, TL,

Densus 88 Anti Teror mengamnkan, sejumlah barang bukti yakni:1 buah senjata api rakitan, 10 butir amunisi caliber 38 special, 243 amunisi caliber 5,56 MMD, 2 buah magazine caliber 5,57 MM E, 6 unit senjata PCP F3, 3 unit senapan angin, 7 buah panah, 14 anak panah, 34 senjata tajam, 49 unit handphone, 14 buku Daulah Islamiyah.

Dalam Pengamanan tersebut petugas kepolisian mengamankan sejumlah barang bukti sepucuk senjata api revolver rakitan, amunisi, senapan angin, senjata PCP, tujuh buah panah, senjata tajam, handphone dan buku Daulah Islamiah.

Kapolda Sulteng, Irjen Pol. Drs. Rudy Sufahriadi memastikan tersangka kasus terorisme yang masuk daftar pencarian orang (DPO) kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) tersisa satu orang yaitu Askar alias Jaid alias Pak Guru.

"Koordinasi saya dengan Densus 88 bisa dapat kita pastikan bahwa tersangka tersisa satu orang. Ini berdasarkan bekas yang ada dan keterangan saksi tersisa DPO atas nama Pak Guru," jelas Irjen Pol. Drs. Rudy Sufahriadi.

Satgas Madago Raya akan terus encari jejak DPO Muhklas alias Galuh alias Nae. Jika Muhklas memang pernah tertembak dan meninggal dunia, aparat akan berusaha mencari jenazahnya.

Kapolda Sulteng Berharap satu DPO MIT Poso segera menyerahkan diri untuk diproses secara hukum.

"Kalau tidak mau menyerahkan diri maka kita akan terus cari sampai dapat," terang Jenderal Bintang Dua.

Densus 88 Antiteror bersama jajaran Polda Sulteng berhasil mengamankan 24 orang yang diduga terlibat dalam jaringan Jamaah Anshor Daulah (JAD) supporting kelompok MIT.

Dalam Pengamanan tersebut petugas kepolisian mengamankan sejumlah barang bukti sepucuk senjata api revolver rakitan, amunisi, senapan angin, senjata PCP, tujuh buah panah, senjata tajam, handphone dan buku Daulah Islamiah.

Warga yang diamankan ini masing-masing berasal dari DKI Jakarta 1 orang, Sulteng 22 orang dan Kaltim sebanyak 1 orang.

Kapolda dalam keterangan persnya, Rabu 18 Mei 2022 menjelaskan, keterlibatan warga yang ditangkap ini memiliki dan menyimpan senjata api rakitan jenis revolver. Melakukan pembaharuan baiat kepada Amir organisasi terlarang ISIS, beberapa kali melakukan kegiatan IDAD, memberi supporting logistik dana untuk kelompok MIT.

“Jadi ini serangkaian penindakan yang dilakukan Densus 88 Anti teror dibantu personil Polda Sulteng,”ungkap Kapolda dalam keterangan persnya, Rabu 18 Mei 202w di Mapolda Sulteng.

Lalu memiliki niat dan telah melakukan persiapan untuk bergabung dengan kelompok MIT, dan memposting di media sosial konten provokasi dan ajakan melakukan aksi Jihad.

Menurut Kapolda, 22 orang yang ditangkap di wilayah Sulteng tersebut masing-masing sebanyak 19 orang ditangkap dari Kabupaten Poso, 3 orang dari Ampana dan 1 dari Kaltim dan 1 lainnya ditangkap di Jakarta.

Sayangnya dalam keterangan pers tersebut, Kapolda tidak merinci lebih jauh terkait inisial tersebut.

Kapolda menambahkan, sejauh ini sisa Anggota MIT di Kabupaten Poso dilaporkan tinggal 2 orang. Namun serangkaian kegiatan dan hasil koordinasi Densus 88, hasil penelusuran penelusuran lapangan, maka dipastikan saat ini tersisah 1 tersangka.

“Dari sisa-sisa di lapangan. Tersangka itu tinggal satu, pak guru Askar. Dan menurut keterangan saksi, baik itu penduduk,petani dan beberapa temannya dari luar, memang tinggal dia(Askar),”ungkap Kapolda.

“Kalau memang Naim ini telah tertembak waktu lalu, kita sudah cari dimana jenazahnya dimakamkan. Karena semua yang kita tanya tidak ada. Tapi yang jelas kita tetap cari, dan dipastikan ini tinggal 1,”sebutnya.

Karena itu Kapolda berharap, 1 orang tersangka yang tersisa ini bisa segera menyerahkan diri.

“Supaya kita bisa melakukan perubahan di Sulawesi Tengah.Karena yang kita lakukan sekarang ini anggarannya tidak kecil,” katanya.

Di sisi lain, dokter Faisal, yang awal pendidikannya pernah bersekolah di SDN Pembina Toli-toli dan lulus pada tahun 1991,

Setelah menyelesaikan sekolah sasarnya, dokter Faisal, melanjutkan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP), di SMP Negri 1 Toli-toli dan lulus pada 1994.

Setelahnya, dokter Faisal, melanjutkan lagi Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) di SMA Negeri 1, Toli-toli dan lulus pada tahun 1997.

Setelah lulus SMA pada tahun 1997 doker Faisal, melanjutkan Strata Satu (S1) di Universitas Hasanudin Makassar, Fakultas Kedokteran dan lulus pada tahun 2004, dan menyandang gelar dokter.

Kemudian, 2012 dokter Faisal, menyelesaikan Strata Dua (S2) di Universitas Hasanudin Makassar dengan menyandang gelar (M. Kes),

Dan Di tahun yang sama pula, dokter Faisal hilang, tanpa jejak menyelesaikan spesialis radiologin-ya yaitu dengan menyandang gelar (Sp).

Sehingga dokter Faisal, yang menyandang nama gelar yakni dr Faisal, M. Kes. SpRad. ***

Editor: Viko Karinda

Sumber: Tribata News Teras Gorontalo


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah