Susi Menangis Lihat Putri Candrawathi dan Om Kuat di Magelang, LPSK Patahkan Dugaan Pelecehan Brigadir J

- 6 September 2022, 18:03 WIB
Susi Menangis Lihat Putri Candrawathi dan Om Kuat di Magelang, LPSK Patahkan Dugaan Pelecehan Brigadir J.
Susi Menangis Lihat Putri Candrawathi dan Om Kuat di Magelang, LPSK Patahkan Dugaan Pelecehan Brigadir J. /Antara/

TERAS GORONTALO—Akhirnya, Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) ungkap kejanggalan dugaan pelecehan seksual dalam kasus Brigadir J.

Ditengah isu perselingkuhan Putri Candrawathi (PC) dengan Om Kuat yang berhembus kencang.

LPSK, mengungkap kejanggalan dugaan pelecehan yang dialami oleh istri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi di Magelang.

Seperti diketahui, Putri Candrawathi melaporkan dugaan pelecehan seksual yang dilakukan Brigadir J pada dirinya di rumah dinas Ferdy Sambo, di Duren Tiga, Jakarta Selatan.

Baca Juga: Alat Uji Kebohongan Dipakai kepada Tersangka, Bisakah Mengungkap Kebenaran Kasus Brigadir J? Ini Faktanya

Belakangan, akhirnya Putri Candrawathi merubah pengakuannya terkait dugaan pelecehan di Duren Tiga hanya bagian dari skenario Sambo. 

Menurut klaim istri Ferdy Sambo peristiwa dugaan pelecehan sebenarnya terjadi di Magelang.

Disadur dari PMJ News Wakil Ketua LPSK Edwin Partogi mengatakan, terdapat sejumlah kejanggalan dalam peristiwa dugaan pelecehan seksual saat di Magelang.

“Ada 6 kejanggalan atas dugaan peristiwa asusila atau pelecehan seksual di Magelang. Tapi saya hanya bisa sebutkan 6,” ujar Edwin Minggu 4 September 2022.

Berikut 6 kejanggalan dalam kasus dugaan pelecehan seksual terhadap Putri Candrawathi.

1. Ada Saksi, Om Kuat dan Susi

Peristiwa pelecehan seksual kecil kemungkinannya terjadi lantaran ada Kuat dan Susi saat kejadian di Magelang.

Baca Juga: Berikut Cara Kerja Poligraf Atau Lie Detector yang Nanti Akan Digunakan Putri Candrawathi Dalam Pemeriksaan

“Waktu peristiwa itu, yang diduga ada perbuatan asusila itu kan masih ada Kuat Ma’ruf dan Susi, yang tentu dari sisi itu kecil kemungkinan terjadi peristiwa,” ucap Edwin.

2. PC Bisa Teriak

Lantaran masih ada Om Kuat dan Susi, jika memang masih terjadi peristiwa dugaan pelecehan seksual, Edwin menyebut setidaknya PC bisa teriak saat itu.

“Kalaupun terjadi peristiwa kan si Ibu PC masih bisa teriak,” tuturnya.

3. Relasi Kuasa

Dalam kasus dugaan pelecehan terhadap PC, terdapat kaitan erat dengan relasi kuasa antara Brigadir J dengan PC.

“Relasi kuasa tidak terpenuhi karena J adalah anak buah dari Ferdy Sambo. PC adalah istri Jenderal," sebutnya.

4. Putri Candrawathi Menanyakan Keberadaan Brigadir J

Setelah terjadi adanya dugaan pelecehan seksual, terdapat percakapan antara PC dengan Bripka Ricky Rizal alias Bripka RR

“PC masih bertanya kepada RR ketika itu di mana Yosua. Jadi agak aneh orang yang melakukan kekerasan seksual tapi korban masih tanya di mana Joshua,” paparnya.

5. Brigadir J dan Putri Candrawathi Masih

Bertemu.

Brigadir J dan PC setelah peristiwa dugaan pelecehan seksual masih bertemu di rumah Magelang. Pertemuan keduanya menurut LPSK terasa janggal.

“Kemudian Yosua dihadapkan ke ibu PC hari itu di tanggal 7 di Magelang itu di kamar dan itu kan juga aneh. Seorang korban mau bertemu dengan pelaku kekerasan seksualnya apalagi misalnya pemerkosaan atau pencabulan," bebernya.

Baca Juga: Tes Kebohongan, Poligraf Akan Buat Putri Candrawathi Hingga Kuat Maruf Mengaku di Balik Kematian Brigadir J?

6. Brigadir J dan PC Masih Berada di Satu Rumah

Kejanggalan lain dalam dugaan pelecehan tersebut yakni keberadaan mereka yang terlihat di CCTV dalam satu rumah saat di rumah dinas Ferdy Sambo di Duren Tiga.

"Yang lain itu, Yosua sejak tanggal 7 sampai tanggal 8 sejak dari Magelang sampai Jakarta masih satu rumah dengan PC," ungkapnya.

“Korban yang punya lebih kuasa masih bisa tinggal satu rumah dengan terduga pelaku. Ini juga ganjil. Janggal. Lain lagi J masih dibawa oleh ibu PC ke rumah Saguling. Kan dari Magelang ke rumah Saguling," sambungnya.

“Kejanggalannya karena ada tujuh, tapi yang ketujuh saya gak mau sebutkan dulu karena belum dibuka oleh penyidik. Nanti kalau sudah dibuka oleh penyidik saya tambahkan,” tambahnya. 

Disadur dari YouTube Anjas Asmara di Thailand, seperti kita ketahui saat sidak etik Ferdy Sambo belum lama ini.

Itu dihadirkan oleh para saksi hingga para tersangka termasuk Bharada E, Om Kuat Cs.

Menurut kesaksian Om Kuat saat sidang kode etik itu, dia menuturkan sempat melihat Brigadir J, ajudan dan sopir Putri Candrawathi berdiri ditangga.

“Namun ketika ketika ia hampiri, Brigadir J justru berlari menghindar sambil menangis." katanya, disadur dari YouTube Anjas Asmara di Thailand, Senin 5 September 2022.

Lalu ketika naik di lantai kedua, Ricky dan Bharada E melihat adanya sisa ketegangan di rumah pribadi di Magelang itu. 

Dimana saat itu, Ricky melihat Susi yang sedang menangis di ujung tangga.

Lantas, Anjas menganalisis jadi ini Susi menangis yah, kan pasti hal yang menyedihkan.

“Tetapi menangis-nya Susi ini, apakah benar klaimnya Putri Candrawathi, Brigadir J lakukan tindakan yang dituduhkan itu."

“Ataukah ada dugaan lain, misalnya Om Kuat dan Putri Candrawathi diduga ada fair hubungan ketahuan sama mereka," analisisnya.

“Kan, kita engga ada yang tahu mana yang benar," tambahnya.

Kembali, pernyataan Om Kuat kemudian menyuruh Susi untuk memeriksa kondisi Putri Candrawathi. 

Susi mendapati Putri Candrawathi di kamar mandi dengan posisi tergeletak.

“Tapi tidak jelas peristiwa apa yang baru dialami Putri Candrawathi," ungkapnya.

Ketika, Om Kuat hendak mengangkat Putri dari kamar mandi bersama Susi.

“Ohh, yang mengangkat Putri Candrawathi dari kamar mandi itu Om Kuat bukan Brigadir J," sebut Anjas. 

Bharada E, ungkap Ketua LPSK itu, mengetahui dengan jelas motif Ferdy Sambo menembak Brigadir J.

“Bharada E mengetahui motif Ferdy Sambo dengan jelas," ungkap Ketua LPSK Hasto Atmojo, disadur dari Pikiran Rakyat.

Dilanjutkannya, Bharada E menguraikan hal tersebut (motif Ferdy Sambo) bersama informasi penting lainnya, dalam proses asesmen pengajuannya atas status justice collaborator atau saksi pelaku.

"Iya ada dari keterangan Bharada E, tapi ya itu sebaiknya tidak kami buka," kata Hasto kepada awak media.

Kendati mengetahui persis motif asli tersangka FS (Ferdy Sambo), Hasto mengatakan bukan kewenangan LPSK untuk membongkar itu semua kepada khalayak. ***

Editor: Gian Limbanadi

Sumber: PMJ News YouTube Anjas di Thailand


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x