TERAS GOTONTALO - Kematian Brigadir Nofriansah Yosua Hutabarat akibat ditembak secara sadis oleh Bharada E bersama sang Jendral FS, menjadi perhatian dan komentar dari banyak pihak.
Dikutip dari akun YouTube Studio Aang, Mantan perwira tinggi TNI Ruslan Buton berkomentar pedas soal kasus pembunuhan sadis yang di otaki oleh sang Jendral Ferdy Sambo.
Baca Juga: Jadwal Penerimaan Polri 2022, Minimal Berusia 18 Tahun, Cek Syarat dan Cara Daftar Menjadi Tamtama!
Baca Juga: AKBP Jerry Raymond Siagian Resmi PDTH, Kini Jadi 5 Anggota Polri Tumbal Ferdy Sambo yang Dipecat
Dimata Ruslan, Ferdy Sambo merupakan jendral yang lebih biadab dari PKI. "Dia lebih biadab dari PKI," kata Ruslan
Ruslan lantas membandingkan peristiwa pembantaian para jenderal di tahun 1965. Saat itu jenderal dibantai secara sadis oleh para PKI.
Namun berbanding terbalik, peristiwa di tahun 2022, justru sang jenderal yang membantai ajudannya dengan sadis.
“Peristiwa Tahun 65 para jenderal dibantai secara sadis oleh para komunis. Peristiwa 2022 ini jenderal membantai ajudannya sendiri. Ini sadis dan biadab,” geramnya.
Baca Juga: Putri Candrawathi Terpojok, Bripka Ricky Serang Balik Skenario Pelecehan Seksual Versi Ferdy Sambo
Menurut Buton, Ferdy Sambo sebenarnya tak layak menyandang pangkat Jenderal bintang dua. Sebab ulah Ferdy Sambo itu mengalahkan seorang bajingan bengis.
“Sambo ini adalah seorang bajingan. Sifatnya tidak sama dengan pangkatnya sebagai seorang Irjen. Dia yang paling pantas adalah seorang bajingan, yang bengis, kejam dan biadab, " tegasnya. ***
Baca Juga: Akhirnya Terungkap Peran Istri yang Buat Bripka RR Berani Bongkar Skenario Picik Ferdy Sambo