"Lalu pertanyaan saya lagi, uji balistiknya itu mengerjakan apa, selama ini,”tambahnya.
Irma memprotes tim uji balistik yang baru menemukan ada 3 selongsong peluru berbeda setelah 2 bulan lebih Brigadir J tewas.
“Kenapa kok baru setelah 2 bulan kemudian ada keterangan bahwa ternyata selongsongnya 3, peluru yang berbeda,” tuturnya
Bagi Irma Hutabarat, pistol seharusnya menjadi barang bukti yang ditunjukkan ke publik di awal kejadian pembunuhan Brigadir J.
“Sebetulnya, pistolnya itu kan harus dijadikan barang bukti dan biasanya ketika ada kasus pembunuhan itu Humas selalu menunjukkan ini loh barang buktinya ada golok, ada bom molotov, ada pistol yang tidak pernah dilihat oleh kita,” jelasnya.
Irma kemudian menyoroti kinerja Kepolisian yang dinilainya tidak profesional dan lamban dalam menangani kasus tewasnya Brigadir J
“Ini (temuan peluru) kan bisa terus berkembang, yang sebetulnya menunjukkan betapa tidak profesionalnya apa yang dikerjakan oleh kepolisian," pungkas Irma.
Irma juga mempertanyakan 3 selongsong peluru yang baru ditemukan setelah 62 hari pasca kejadian penembakan dan tidak dipublikasi.
Baca Juga: Susi Saksi Kunci 'Jilatan Maut' Brigadir J dan Putri Chandrawathi?