Ini Penjelasan Penyakit Diabetes, Penyebab Meninggalnya Istri Komedian Tessy Srimulat

- 30 Juni 2022, 09:25 WIB
Ini Penjelasan Penyakit Diabetes, Penyebab Meninggalnya Istri Komedian Tessy Srimulat
Ini Penjelasan Penyakit Diabetes, Penyebab Meninggalnya Istri Komedian Tessy Srimulat /

 

TERAS GORONTALO – Duka yang dalam masih nampak di wajah komedian senior Indonesia, Ini Penjelasan Penyakit Diabetes, Penyebab Meninggalnya Istri Komedian Tessy Srimulat.

Istri Tessy Srimulat, Sri Handayani, menghembuskan nafas terakhirnya pada Senin, 27 Juni 2022, pukul 23.58 lalu akibat komplikasi penyakit.

Diketahui, istri Tessy Srimulat ini sudah lama mengidap penyakit diabetes.

Berawal dari penyakit diabetes inilah istri Tessy Srimulat ternyata mulai mengeluhkan penyakit lain, yang merembet ke beberapa organ tubuh.

Baca Juga: Dokter Zaidul Akbar Menyebut Cukup Konsumsi Obat Herbal Ini Ampuh Atasi Diabetes

Sri Handayani telah berjuang melawan semua penyakit itu selama 2 tahun terakhir ini.

Meski telah mempersiapkan tindakan operasi, namun hal tersebut belum sempat dilakukan karena kondisi istri Tessy terus melemah, hingga akhirnya meninggal.

Belajar dari kejadian yang menimpa Sri Handayani, mungkin kita perlu untuk tau apa sebenarnya diabetes itu dan bagaimana cara penanggulangannya agar tidak sampai menimbulkan komplikasi.

Dikutip dari Mayo Clinic, diabetes adalah suatu penyakit kronis, dengan ciri-ciri berupa tingginya kadar gula darah (glukosa).

Baca Juga: Artis Senior Mieke Wijaya Dijemput Kematian, Usai Melawan Penyakit Kanker dan Diabetes

Glukosa ini sebenarnya merupakan sumber energi utama dalam tubuh manusia.

Akan tetapi, apabila terjadi penumpukan glukosa dalam darah akibat penyerapan sel tubuh tidak baik, maka dapat menimbulkan berbagai gangguan.

Jika hal ini tidak dikontrol dengan baik, akan timbul berbagai komplikasi yang dapat membahayakan nyawa penderitanya.

Pada dasarnya, sudah ada hormon dalam tubuh yang bertugas untuk mengendalikan kadar gula darah ini, yaitu insulin, yang diproduksi oleh pankreas.

Baca Juga: Menu Sehat Saat Sahur dan Buka Puasa Untuk Penderita Diabetes

Pankreas ini sendiri merupakan sebuah organ yang terletak pada bagian belakang lambung.

Bagi para penderita diabetes, fungsi pankreas ini sudah tidak berjalan dengan semestinya.

Di mana, pankreas sudah tidak mampu lagi untuk memproduksi insulin sesuai dengan yang dibutuhkan oleh tubuh.

Akibatnya, sel-sel dalam tubuh tidak dapat menyerap serta mengolah glukosa tadi menjadi energi.

Adapun jenis-jenis diabetes ini dapat digolongkan menjadi beberapa tipe, yaitu sebagai berikut :

1. Diabetes Tipe 1

Jenis diabates ini terjadi karena sistem kekebalan tubuh penderita menyerang dan menghancurkan sel-sel dalam pankreas yang memproduksi insulin.

Diabetes tipe ini dikenal dengan nama diabetes autoimun dan berkembang sangat cepat dalam beberapa minggu, bahkan bisa juga hanya dalam hitungan hari.

Belum diketahui secara pasti apa yang menjadi pemicu keadaan autoimun ini.

Namun, dugaan sementara yang paling kuat adalah faktor genetik dari penderita, yang dipengaruhi oleh faktor lingkungan di sekitarnya.


2. Diabetes Tipe 2

Jenis diabetes ini disebabkan oleh kurang sensitifnya sel-sel tubuh terhadap insulin, sehingga mengakibatkan insulin yang dihasilkan tidak sapat digunakan secara maksimal.

Dengan kata lain, sel tubuh penderita diabetes tipe 2 ini memiliki resistensi terhadap insulin.

Diketahui, 90%-95% penderita di dunia, menderita diabetes tipe ini. 

Rata-rata penderitanya tidak menyadari bahwa mereka telah mengidap diabetes selama bertahun-tahun, karena tidak memiliki gejala secara spesifik.


3. Diabetes Gestasional

Jenis ini umumnya terjadi pada wanita hamil. Di mana penyebab terjadi diabetes ini adalah adanya perubahan hormon.

Akan tetapi, gula darah pada diabetes tipe ini nantinya akan kembali normal, setelah penderita melahirkan.

Namun demikian, beberapa orang dapat mengalami kondisi prediabetes, yaitu suatu kondisi di mana kadar glukosa dalam darah berada di atas normal, tapi belum cukup untuk didiagnosis sebagai diabetes.

Apabila kondisi tersebut tidak segera dilakukan penanganan yang baik, maka orang itu akan menderita diabetes tipe 2.

Sementara itu, gejala-gejala umum diabetes yang perlu untuk kita ketahui antara lain adalah :

1. Sering buang air kecil di malam hari

2. Sering merasa haus

3. Selalu merasa sangat lapar

4. Berat badan turun tanpa ada penyebab yang jelas

5. Massa otot berkurang

6. Pandangan kabur

7. Perasaan lemas

8. Bila terjadi luka maka akan sulit disembuhkan

9. Sering mengalami infeksi, seperti pada gusi, kulit, saluran kemih dan alat kelamin

10. Terdapat Keton dalam urine (air seni). Di mana Keton ini adalah produk sisa hasil pemecahan otot dan lemak, akibat tubuh yang tidak dapat menggunakan gula darah sebagai sumber energi.

Di samping gejala-gejala tersebut di atas, ada juga ciri-ciri pada fisik yang menandakan seseorang itu mengidap diabetes, yaitu :

1. Mudah tersinggung

2. Gatal-gatal

3. Mulut kering

4. Kaki sering merasa terbakar, kaku dan nyeri.

5. Mengalami disfungsi ereksi atau impotensi

6. Mulai muncul bercak-bercak hitam di area sekitar leher, ketiak, dan selangkangan, yang disebut akantosis nigrikans, akibat resistensi insulin.

7. Mengalami hipoglikemia reaktif, yang biasanya terjadi beberapa jam setelah penderita makan, karena produksi insulin yang berlebihan.

Gejala-gejala diabetes ini umumnya terjadi secara bertahap, kecuali pada kasus diabetes tipe 1 yang bisa terjadi mendadak.

Beberapa komplikasi yang dapat ditimbulkan sebagai akibat dari penyakit diabetes, di antaranya adalah :

1. Penyakit jantung

2. Gagal ginjal kronis

3. Stroke

4. Gangguan pada penglihatan

5. Neuropati diabetik atau gangguan pada saraf yang ditandai dengan perasaan kesemutan, nyeri, atau mati rasa

6. Depresi

7. Demensia atau penurunan daya ingat dan cara berpikir

8. Katarak

9. Gangguan pada pendengaran

10. Frozen shoulder atau nyeri dan kaku di area bahu, sehingga membuat sendi atau lengan atas sulit untuk digerakkan

11. Luka yang muncul pada tubuh penderita sering menjadi infeksi dan sulit untuk disembuhkan

12. Terjadinya kerusakan pada kulit atau gangrene akibat infeksi dari jamur dan bakteri, termasuk bakteri pemakan daging.

Oleh karena alasan inilah, maka orang-orang yang beresiko terkena penyakit diabetes, dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan secara rutin. Mereka yang tergolong ke dalam jenis ini antara lain :

1. Semua yang berusia di atas 45 tahun

2. Wanita yang pada saat hamil pernah menderita diabetes gestasional

3. Orang yang pernah didiagnosis menderita prediabetes

4. Orang memiliki indeks massa tubuh (BMI) di atas 25.

Mereka yang disebutkan di atas ini, sesuai anjuran dokter diharuskan untuk melakukan tes gula darah.

Umumnya dokter akan merekomendasikan penderita untuk menjalani proses test gula darah pada waktu dan metode tertentu.

Adapun metode tes gula darah yang biasa dilakukan adalah sebagai berikut :

1.  Tes Gula Darah Sewaktu

Hal ini bertujuan untuk mengukur kadar glukosa di jam-jam tertentu, secara acak, tanpa perlu melakukan puasa terlebih dulu.

Apabila kemudian ternyata hasil tes menunjukkan kadar glukosa mencapai 200 mg/dL atau lebih, maka pasien akan didiagnosa menderita diabetes.

2. Tes Gula Darah Puasa

Tujuan dilakukannya tes ini adalah untuk mengukur glukosa pada saat penderita tengah berpuasa.

Sebelumnya, penderita akan diminta untuk puasa dulu selama kurang lebih 8 jam, baru kemudian akan diambil sampel darahnya.

3. Tes Toleransi Glukosa

Tes jenis ini dilakukan setelah penderita berpuasa selama semalam terlebih dulu, baru kemudian akan dilakukan pengukuran tes gula darah.

Setelah tes awal dilalukan, penderita kemudian akan diminta untuk meminum larutan gula khusus yang telah disediakan, untuk kemudian diambil lagi sampel gula darahnya setelah dua jam berlalu.

Jika hasil tes menunjukkan nilai di bawah 140 mg, dL, maka kadar gula darah ini berada dalam posisi normal.

Kemudian, jika hasil yang ditunjukkan berada di antara 140-199 mg/dL, ini berarti orang tersebut berada dalam kondisi prediabetes.

Namun jika hasil tes menunjukkan nilai 200 mg/dL atau lebih, maka orang tersebut sudah dinyatakan positif menderita diabetes.

4. Tes HbA1C (Glycated haemoglobin test)

Tes ini bertujuan untuk mengetahui kadar glukosa yang terikat pada haemoglobin selama 2-3 bulan ke belakang, tanpa perlu berpuasa.

Haemoglobin ini sendiri adalah sebuah protein yang memiliki fungsi untuk mengikat oksigen di dalam darah.

Jika hasil tes HbA1C menunjukkan angka di bawah 5,7%, maka kadar glukosa orang tersebut masih berada dalam tahap nornal.

Lalu, apabila hasil tes HbA1C menunjukkan angka antara 5,7% - 6,4%, maka kadar glukosa dalam darah dari orang tersebut menunjukkan kondisi prediabetes.

Dan jika hasil tes HbA1C menunjukkan angka di atas 6,5%, itu berarti orang tersebur positif mengidap diabetes.

Setelah mengetahui gejala-gejala tersebut di atas, dan telah melakukan serangkaian tes gula darah, maka penderita perlu untuk segera melakukan pengobatan.

Di mana penderita diharuskan untuk mengatur pola makan dengan memperbanyak konsumsi buah, sayur, protein yang berasal dari biji-bijian, serta makanan rendah kalori serta lemak.

Tidak hanya itu saja, penderita diabetes juga alangkah baiknya untuk mengganti asupan gula dengan pemanis lain yang aman, seperti sorbitol.

Di samping itu, agar sel tubuh dapat mengubah gula darah menjadi energi, maka penderita diwajibkan untuk melakukan olahraga rutin selama 10-30 menit setiap harinya.

Ingat! Kesehatan itu mahal harganya dan tidak semudah itu untuk mendapatkan tubuh yang sehat, jika diri kita sendiri tidak mau mengatur pola hidup.

Mulailah untuk menerapkan pola hidup yang sehat, makan makanan yang bergizi, istirahat yang cukup dan tentunya berolahraga secara rutin.***

Editor: Agung H. Dondo

Sumber: Mayo Clinic


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah