Adi Hidayat: 3 Perilaku Ini Sangat Dibenci Allah SWT, Nomor 3 Bikin Susah

- 24 Oktober 2022, 11:53 WIB
Adi Hidayat: 3 Perilaku Ini Sangat Dibenci Allah SWT, Nomor 3 Bikin Susah
Adi Hidayat: 3 Perilaku Ini Sangat Dibenci Allah SWT, Nomor 3 Bikin Susah /Tangkap Layar YouTube Ceramah Pendek/

TERAS GORONTALO – Ustadz Adi Hidayat dalam ceramahnya mengungkap 3 perilaku manusia yang sangat dibenci oleh Allah SWT.

3 perilaku yang sangat dibenci Allah SWT, ini kerap kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari.

Adapun 3 perilaku yang sangat dibenci oleh Allah SWT menurut Ustadz Adi Hidayat adalah:

Hoax

Terlalu banyak hal-hal yang tidak jelas yang bisa kita temui sekarang ini misalnya merebaknya informasi hoax. 

Baca Juga: Viral! Yura Yunita Hapus Make Up di Atas Panggung, Rayakan 1 Tahun Album Tutur Batin

Ustadz Adi Hidayat mengatakan bahwa informasi yang tidak jelas, bertentagan langsung dengan ayat Alquran Surah 17:36.

“Jangan pernah anda ikuti, sesuatu atau bahkan ajakan yang bekum jelas kemana arahnya bahkan sumbernya,” kata Ustadz Adi Hidayat seperti yang dikutip Teras Gorontalo dari kanal YouTube Ceramah Pendek.

Resikonya mengikuti sesuatu yang tidak jelas menurut Ustadz Adi Hidayat adalah ketika seseorang terjebak dalam kesalahan, menyalahi aturan Allah bahkan berbuat fasik.

“Telinga kamu akan ditanya, mata kamu akan ditanya, bahkan pikiran kita akan ditanya,” ucapnya.

Ustadz Adi Hidayat mengatakan jika hal tersebut dikalimat bebaskan, maka pertanyaannya akan menjadi, ‘Akal sehatmu dikemanakan saat menerima informasi yang sumbernya tidak jelas’. 

Baca Juga: Usut Impor Bahan Obat Sirop, Polri Bentuk Tim Gabungan

“Mata kamu dikemanakan sampai tidak lihat informasinya,” ujarnya.

Oleh karena itu Allah sangat tidak menyukai bahkan sangat membenci hal-hal yang tidak jelas asal dan sumbernya.

“Apalagi dibawah dalam nuansa agama, itu tidak boleh, nuansa syariat, itu ditinggalkan,” tuturnya.

Boros

Allah sangat tidak menyukai sifat yang berlebih-lebihan terutama sifat boros.

Orang yang boros atau banyak menggunakan harta di jalan yang tidak diridhoi Allah merupakan perbuatan yang sangat dibenci.

Orang-orang seperti ini memiliki sifat menyia nyiakan harta pada jalan yang tidak disenangi Allah.

Banyak orang yang misalnya membuang-buang makanan, sementara seberapa orang diluar sana yang kesulitan untuk makan.

“Tidak sedikit orang-orang yang meminum aqua gelas cumin setengahnya, banyak yang disimpan kemudian dibuang, ucapnya.

Ustadz Adi Hidayat menegaskan, sementara orang-orang Palestina yang untuk mendapatkan air yang benar-benar bersih saja, itu harus berjuang untuk membebaskan dulu racun yang terkandung dalam air tersebut.

“Tidak mudah, maka jangan disia-siakan,” katanya.

Adi Hidayat kemudian mengungkap aturan Quran soal esensi harta yang diberikan oleh Allah SWT.

Menurutnya, seharusnya ketika Allah menambahkan harta kepada umatnya, hal itu harus menjadi asbab untuknya agar lebih meningkatkan ketakwaan terhadap Allah SWT, lewat harta yang telah diberikan.

“Karena mungkin peluang ibadah lewat sisi lain sudah kurang mampu kita tunaikan,” ujarnya.

Ibadah dimaksud adalah misalnya soal puasa Ramadhan, yang ada sebagian orang mempu melaksanakannya.

Namun ada juga sebagian yang tidak mampu berpuasa karena alasan tertentu, namun Allah SWT, justru memberi kelebihan harta untuk bisa beribadah lewat jalan lain misalnya membayar fidya dan lain sebagainya.

Ustadz Adi Hidayat kemudian mejelaskan maksud surah 28 ayat 77-79 yaitu setiap kami tambahkan keluasan harta benda, gunakan itu untuk mencari peluang terbaik mendapatkan tempat di akhirat.

“Dengan kata lain, gunakan untuk ibadah, untuk mendapatkan kemuliaan akhirat,” ujarnya.

Harta jangan digunakan untuk menyombongkan diri, karena telah jelas orang yang sombong akan hartanya pasti akan binasa seperti Khorun.

Ustadz Adi Hidayat mengatakan bahwa poinnya adalah, mumpung masih dititipkan harta yang lebih, maka gunakanlah ke jalan yang diridhoi Allah SWT.

Banyak mempertanyakan perkara yang sudah jelas

Bertanya memang sangat dianjurkan bagi orang yang tidak tahu dan ingin mencari tahu dengan tujuan belajar.

Hal ini pernah terjadi pada umatnya nabi Musa AS, kala itu mereka mempertanyakan perintah Allah SWT tentang menyembelih sapi.

Ustadz Adi Hidayat menegaskan bahwa, sesuatu yang sudah jelas disampaikan oleh Allah SWT, janganlah banyak dipertayakan.

Hal itu hanya akan membuat sebuah perkara sulit untuk dipahami, ketika harus dipertayakan apa, mengapa dan bagaimana.

“Jadi kalau ada sesuatu yang sudah jelas sudah terang jangan banyak dipertanyakan sehingga mendapatkan kesulitan-kesulitan dalam prakteknya." tutupnya.***

Editor: Gian Limbanadi


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah