Ini Bahan Baku Vaksin COVID-19 Olahan Dari Bio Farma Yang Beredar di Masyarakat

26 Agustus 2021, 21:36 WIB
Ini Bahan Baku Vaksin COVID-19 Olahan Dari Bio Farma Yang Beredar di Masyarakat /Mediapakuan.com/Manaf Muhammad

TERAS GORONTALO – Sejumlah vaksin COVID-19 termasuk olahan dari PT Bio Farma ternyata sudah beredar di tengah-tengah masyarakat.

Adapun vaksin olaharan Bio Farma tersebut adalah vaksin COVID-19 yang mengambil bahan baku dari Sinovac, yang didatangkan dari China ke Indonesia.

Kepastian sudah beredarnya vaksin COVID-19 olahan dari Bio Farma yang berbahan baku dar Sinovac tersebut, menyusul adanya informasi dari Kementerian Kesehatan.

Baca Juga : Pemerintah Daerah Diminta Tidak Tahan Stok Vaksin COVID-19

Adapun dalam rilisnya pada situs Kementerian Kesehatan disebut kalau Secara rinci, 116,4 juta vaksin yang telah didistribusikan ke daerah antara lain 4,8 juta dosis vaksin CoronaVac, 85,9 juta dosis vaksin Biofarma, 1,5 juta dosis vaksin Pfizer, 15,9 juta dosis vaksin AstraZeneca, 77,5 juta dosis vaksin Moderna, dan 499.886 dosis vaksin Sinovac.

Disisi lain, hal ini diperkuat dari informasi yang disampaikan pada situs Kementrian Kominfo yang mengugkapkan kalau ada 6 jnis vaksin COVID-19 yang beredar di Indonesia saat ini,

“Terdapat enam merek vaksin yang tersedia di Indonesia, yaitu vaksin CoronaVac (vaksin jadi dari Sinovac), Vaksin COVID-19 (vaksin hasil olahan Bio Farma dengan bahan baku dari Sinovac) vaksin Astrazeneca, vaksin Moderna, vaksin Sinopharm, dan vaksin Pfizer. Semua vaksin ini dipastikan aman untuk masyarakat,” bunyi rilis dari situs Kemenkominfo.

Baca Juga : Kemenkes Sebut Jumlah Vaksin COVID-19 Yang Terdistribusi ke Daerah Sudah 116,4 Juta Dosis

Berbagai merek vaksin COVID-19 yang ada di Indonesia, dari mulai vaksin CoronaVac, hingga Moderna dan Pfizer dipastikan aman dan berkhasiat untuk masyarakat.

"Semua vaksin yang saat ini ada di Indonesia sudah melalui kajian dari BPOM dan sudah mendapatkan Persetujuan Penggunaan Dalam Kondisi Darurat Atau Emergency Use Authorization (EUA) serta selalu dilakukan pengawasan," ujar Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate, Kamis 26 Agustus 2021.

Oleh karena itu, Johnny meminta masyarakat tidak perlu berbondong-bondong mencari merek vaksin tertentu.

Baca Juga : Aplikasi PeduliLindungi Diminta Dievaluasi, Kenapa?

Menunda vaksinasi hanya karena merek akan membahayakan diri dan orang lain karena risiko sakit berat bila terkena COVID-19 akan semakin tinggi.

"Segera vaksin sebelum terlambat dan selalu disiplin protokol Kesehatan. Virus COVID-19 adalah ancaman yang nyata dan ada di mana saja. Vaksinasi penting untuk membuat diri kita terlindungi dan mengurangi risiko sakit berat apabila kelak terpapar COVID-19," tegas Menkominfo.

Menkominfo menjelaskan, pemerintah memastikan semua vaksin COVID-19 yang ada di Indonesia efektif melawan berbagai varian virus corona termasuk varian delta.

Menurutnya, belum ada bukti ilmiah ataupun jurnal medis yang menunjukkan vaksin-vaksin seperti Sinovac, AstraZeneca, Sinopharm, atau Moderna tak efektif melawan varian delta.

Baca Juga : Kementerian Kesehatan Diminta Awasi Distribusi Vaksin COVID-19 ke Daerah

Johnny memaparkan, evaluasi efektivitas vaksin COVID-19 yang dilakukan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes RI, membuktikan bahwa vaksin mampu menurunkan risiko terinfeksi COVID-19, serta mengurangi perawatan dan kematian bagi tenaga kesehatan.

Studi ini dilakukan terhadap 71.455 tenaga kesehatan di DKI Jakarta meliputi perawat, bidan, dokter, teknisi, dan tenaga umum lainnya sepanjang periode Januari-Juni 2021.

Baca Juga : Ini Tiga Strategi Ekonomi Indonesia Yang Dipaparkan Presiden Jokowi, Ada Soal UMKM Juga

Pengamatan dilakukan terhadap kasus konfirmasi positif COVID-19, perawatan, dan kematian karena COVID-19 pada tiga kelompok tenaga kesehatan, yaitu yang mendapatkan vaksinasi dosis pertama, vaksinasi lengkap (dosis kedua), dan yang belum divaksinasi. ***

Editor: Muhamad Junaidi Amra

Sumber: Kemenkominfo

Tags

Terkini

Terpopuler