Yuk Hindari 4 Sikap Toxic Positivity Ini

- 29 Agustus 2021, 20:06 WIB
Ilustrasi stres.
Ilustrasi stres. /PEXELS/Tim Gouw/

TERAS GORONTALO - Toxic positivity adalah kondisi ketika seseorang menuntut dirinya sendiri atau orang lain untuk selalu berpikir dan bersikap positif serta menolak emosi negatif.

Melihat suatu hal dengan positif memang baik, tapi jika dibarengi dengan menghindari emosi negatif.

Hal ini justru dapat berdampak buruk bagi kesehatan mental.

Baca Juga: Ternyata ini Penyebab Maag Akut yang Perlu Anda Ketahui

Seseorang yang terjebak dalam toxic positivity akan terus berusaha menghindari emosi negatif.

Seperti sedih, marah, atau kecewa, dari suatu hal yang terjadi.

Padahal, emosi negatif juga penting untuk dirasakan dan diekspresikan.

Baca Juga: Kapan Bisa Vaksin COVID-19 Dosis Kedua? Catat ini Penjelasannya

Dilansir terasgorontalo dari instagram @lingkunganpendidikan, berikut ini cara menghindari sikap toxic positivity.

1. Membandingkan masalahmu ketika seseorang sedang bercerita tentang masalahnya.

Ketika sesorang curhat kepadamu tentang permasalahannya, jangan pernah membandingkannya dengan dirimu.

Karena kita tidak pernah tahu kadar toleransi seseorang dalam menerima sebuah masalah. Jadi, jangan pernah menghakimi.

Baca Juga: 5 Alasan Nadiem Makarim Mengapa Siswa Harus Segera Sekolah Tatap Muka

2. Memberikan solusi tetapi mengabaikan perasaan orang lain.

Saat kita menjadi sangat bijak, tanpa sadar kalimat-kalimat yang menjadi solusi terlontarkan.

Tapi bukannya membangkitkan motivasi, solusi dan saran tersebut ternyata hanya akan membuat orang yang bercerita semakin merasa bersalah.

Jadi, hati-hatilah dalam memberikan saran.

3. Mendengarkan namun terkesan menyepelekan cerita orang lain.

Kebanyakan orang hanya ingin didengarkan. Namun, ketika mendengarkan seseorang curhat, kita tidak boleh menyepelekan ceritanya.

Bangun kesan bahwa kita memahami permasalahannya dan biarkan mereka bercerita hingga selesai.

4. Memberikan motivasi dengan menceritakan masalah yang lebih buruk.

Berilah motivasi untuk bangkit tanpa mengatakan atau menceritakan hal-hal buruk lainnya.

Karena bukannya memotivasi, kata-kata tersebut nyatanya orang yang mendengarkan tidak terhibur sama sekali. ***

Editor: Fahri Rezandi Ibrahim

Editor: Fahri Rezandi Ibrahim

Sumber: Instagram


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah