Tragedi Kanjuruhan Disebut Karena Gas Air Mata, Berikut Efek dan Pertolongan Bagi yang Terpapar

- 2 Oktober 2022, 21:10 WIB
Tragedi Kanjuruhan Disebut Karena Gas Air Mata, Berikut Efek dan Pertolongan Bagi yang Terpapar
Tragedi Kanjuruhan Disebut Karena Gas Air Mata, Berikut Efek dan Pertolongan Bagi yang Terpapar /Pixabay/

Baca Juga: Sebut Konsorsium 303 Tidak Ditemukan, Kini Polri Gandeng PPATK Lakukan Penelusuran

Petugas pengamanan kemudian melakukan upaya pencegahan dengan melakukan pengalihan agar para suporter tersebut tidak turun ke lapangan dan mengejar pemain.

Dalam prosesnya, akhirnya petugas melakukan tembakan gas air mata.

Menurutnya, penembakan gas air mata tersebut dilakukan karena para pendukung tim berjuluk Singo Edan yang tidak puas dan turun ke lapangan itu telah melakukan tindakan anarkis dan membahayakan keselamatan para pemain dan ofisial.

"Karena gas air mata itu, mereka pergi keluar ke satu titik, di pintu keluar. Kemudian terjadi penumpukan dan dalam proses penumpukan itu terjadi sesak nafas, kekurangan oksigen," katanya.

Bicara tentang gas air mata berikut kita jelaskan kandungan, efek hingga cara penanganannya jika terpapar, Dikutip dari kanal youtube Neuron, Diketahui pembuatan gas air mata berkembang dan diciptakan sejak Perang Dunia pada tahun 1914.

Penelitian tentang mekanisme dan efek dari penggunaan gas air mata yang kurang, membuat bahaya yang ditimbulkan dari gas air mata, tidak diketahui secara mendalam. 

Penelitian kasus terbaru menyatakan bahwa zat dalam gas air mata berpotensi menyebabkan kerusakan pada jaringan paru-paru, kulit, dan mata. Terlebih lagi, resiko terjadinya komplikasi lain, akan meningkat jika kerusakan tersebut berlangsung lama. 

Namun, apakah semua itu benar? Ditemukan bahwa channel ion TRPV1 dan TRPA1 merupakan target dari kebanyakan zat-zat dalam gas air mata. 

Seperti capsaicin pada semprotan lada, chlorobenzylidene malononitrile, chloroacetophnone dan dibenzoxasepine. Efek langsung setelah terpapar, akan mengiritasi saluran pernafasan, mulut, mata, bahkan kulit. 

Halaman:

Editor: Gian Limbanadi

Sumber: ANTARA YouTube Neuron


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x