Cek! Kementerian Kesehatan Rilis 102 Merek Obat Dikonsumsi Pasien Gagal Ginjal Akut

- 21 Oktober 2022, 21:46 WIB
Cek! Kementerian Kesehatam Rilis 102 Merek Obat Dikonsumsi Pasien Gagal Ginjal Akut
Cek! Kementerian Kesehatam Rilis 102 Merek Obat Dikonsumsi Pasien Gagal Ginjal Akut /frolicsomepl/pixabay/

TERAS GORONTALO – 102 merek obat sirup yang di yang dikonsumsi oleh para pasien gagal ginjal akut progresif atipikal Acute Kidney Injury (AKI) di Indonesia diumumkan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes). 

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan Kemenkes mendatangi 156 rumah pasien gagal ginjal.

Saat dikunjungi ditemukan ada 102 obat yang ada di lemari keluarga penderita gagal ginjal berjenis sirup.

"Itu (terkait kunjungan pasien gagal ginjal) kami laporkan dan Presiden bilang dibuka saja biar masyarakat tenang," kata Menkes Budi Gunadi Sadikin dalam agenda konferensi pers terkait AKI yang diikuti dalam jaringan di Jakarta, Jumat.21 Oktober 2022 seperti yang dilansir Antara.

Baca Juga: Kasus Gagal Ginjal Tembus Angka Ini! Kemenkes: Ini Gejalanya

Dilansir dari keterangan Kemenkes RI, daftar 102 merek obat sirop itu di antaranya Afibramol, Alerfed Syrup, Ambroxol syr, Amoksisilin, Amoxan, Amoxicilin, Anacetine syrup, Anacetine DOEN, Apialys Syrup, Azithromycin Syrup, Baby cough Camivita, Caviplex, Cazeti, Cefacef Syrup, Cefspan Syrup, Cetirizin, Colfin Syrup, Cupanol Syrup, Curbexon Syrup, Curviplex Syrup, Depakene, Devosix drop 15 ml, Dextaco Syrup, Domperidon Syrup.

Disudrin-ped, Elkana Syrup, Eritromisin, Etamox Syrup, Fartolin Syrup, Ferro K, Hecosan, Hufabetamin, Hufagrip, Hufamag Plus Syrup, Ibuprofen, Ifarsyl Plus, Imunped Drop, Interzinc, Itamol Syrup, Klinik Tazkia: Paracetamol Syrup, Metronidazole Syrup, Mucos Drop, Novachlor Syrup, Nytex, OBH Ane Konidin, Omedom Syrup, Omemox, Pacdin Cough Syrup, Pamol.

Baca Juga: Gagal Ginjal pada Anak Meningkat, Segera Periksa jika Temui Gejala Berikut

Paracetamol Drop dan Syrup, Paraflu Syrup, Praxion Syrup, Profilas Syrup, Proris, Proris Hijau, Psidii Syrup, Ranivel Syrup, Rhelafen, Rhinofed, Rhinos Junior Syrup, Rhinos Neo Drop, Rosidon, RSKM: Paracetamol Syrup, Sanmol Syrup, Sanprima, Sucralfate, Tempra, Tremenza Syrup, UNIBEBI Cough Syrup, Unibeby drop, Vesperum, Vesperum drop 15 ml, Vestein (Erdostein), Vometa, Yusimox, Zenichlor Syrup, Zinc Drop, Zinc Syrup, Zincpro Syrup, Zibramax, Asam Valproat Sirup, Carsida, Hufabethamine, Renalit, Hufallerzine, Hufagrip.

“Seluruh produk obat sirop tersebut terbukti secara klinis mengandung bahan polyethylene glikol yang sebenarnya tidak berbahaya sebagai pelarut obat sirop selama penggunaanya berada pada ambang batas aman” kata Menkes Budi.

Sesuai Farmakope dan standar baku nasional yang diakui, ambang batas aman atau Tolerable Daily Intake (TDI) untuk cemaran EG dan DEG sebesar 0,5 mg/kg berat badan per hari.

Baca Juga: Maraknya Gagal Ginjal, Ini Obat Demam, Batuk dan Flu pada Anak yang Ditarik BPOM dari Peredaran

Menkes mengatakan kalau formula campurannya buruk, polyethylene glikol bisa memicu cemaran seperti Etilen Glikol (EG), Dietilen Glikol (DEG) dan Etilen Glikol Butil Ether (EGBE).

Kalau dilihat, polyethylene glikol adalah pelarut tambahan yang jarang dicatat dalam informasi produk obat.

Daftar obat sirup tersebut merupakan hasil telisik Kemenkes bersama Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan organisasi profesi terkait tentang kejadian AKI di Indonesia sejak September 2022.

Awalnya, terdapat sejumlah hal yang diduga kuat sebagai pemicu kasus AKI di Indonesia, yakni pengaruh Adenovirus pada pasien Covid-19 yang telah sembuh, leptospirosis, hingga pengaruh EG dan DEG pada obat sirop.

Baca Juga: Konsumsi Paracetamol Sejak Dulu, Apakah Berpotensi Gagal Ginjal Akut? Dr. Gerry Menjelaskan

"Adenovirus itu ada di mana-mana, hampir di setiap orang. Cuma 5 persen persentase kematiannya pada pasien AKI, itu normal. Jadi kami berkesimpulan bukan pada Adenovirus," katanya.

Budi mengatakan pengaruh lain AKI akibat vaksin Covid-19 juga tidak terbukti, sebab jumlah kasus AKI berdasarkan kelompok umur didominasi usia 1 hingga 5 tahun mencapai 153 kasus dari total 241 kasus di 22 provinsi di Indonesia.

"Ada yang bertanya apakah ini gara-gara vaksin?, masyarakat di bawah usia lima tahun belum divaksin Covid-19," katanya.

Penelusuran Kemenkes berlanjut pada tes patologi untuk membuktikan penyebab lain, seperti disebabkan virus, bakteri, atau parasit, termasuk leptospirosis.

Halaman:

Editor: Agung H. Dondo

Sumber: Kemenkes RI


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah