Perlukah Mengganti Sholat yang Dulu Pernah Kita Tinggalkan? Simak Pendapat Ustadz Adi Hidayat

16 Juni 2022, 05:00 WIB
Perlukah Mengganti Sholat yang Dulu Pernah Kita Tinggalkan? Simak Pendapat Ustadz Adi Hidayat. /Tangkapal Layar Youtube Ceramah/

TERAS GORONTALO – Lalai atau lupa dengan kewajiban, sudah menjadi hal yang lumrah dijumpai dalam kehidupan manusia. Termasuk kewajiban sholat.

Berbagai macam alasan dijadikan pegangan manusia untuk membenarkan tindakan lalainya, seperti kewajiban menunaikan sholat.

Lantas bagaimana jika kita lalai dalam melaksanakan sholat fardhu? Apa saja yang harus kita lakukan untuk menebus dosa lalai tersebut.

Terakit hal itu, Ustadz Adi Hidayat dalam sebuah ceramahnya di channel YouTube Adi Hidayat Official menjelaskan bahwa lalai dalam menunaikan sholat fardhu itu sama saja dengan maksiat.

Baca Juga: Apa Hukum Memelihara Burung Dalam Sangkar?, Ustadz Abdul Somad Ceritakan Sebuah Kisah

Sedangkan cara untuk menghilangkan maksiat ini dalam catatan amal kita adalah sebagai berikut.

Bertaubat

Taubat merupakan jembatan yang mengalihkan perbuatan buruk kepada amal shaleh.

Allah berfirman dalam surat An-Nisa ayat 17 :

إِنَّمَا ٱلتَّوْبَةُ عَلَى ٱللَّهِ لِلَّذِينَ يَعْمَلُونَ ٱلسُّوٓءَ بِجَهَٰلَةٍ ثُمَّ يَتُوبُونَ مِن قَرِيبٍ فَأُو۟لَٰٓئِكَ يَتُوبُ ٱللَّهُ عَلَيْهِمْ ۗ وَكَانَ ٱللَّهُ عَلِيمًا حَكِيمًا

Artinya : “Sesungguhnya taubat di sisi Allah hanyalah taubat bagi orang-orang yang mengerjakan kejahatan lantaran kejahilan, yang kemudian mereka bertaubat dengan segera, maka mereka itulah yang diterima Allah taubatnya; dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.”

Baca Juga: Wow! Ini Cara Melewati Jembatan Shiratal Mustaqim dengan Mudah, Berikut Penjelasan Gus Baha

Taubat yang dimaksud di sini adalah memohon ampun atas semua perbuatan buruk, Su’, (perbuatan yang menyalahi ketentuan Allah), yang telah kita lakukan.

Kita dilahirkan dalam keadaan bersih, oleh karena itu kita juga wajib untuk pulang kepada Allah dengan keadaan yang bersih pula.

Taubat menjadi salah satu cara bagi umat manusia agar dapat kembali kepada Allah dalam keadaan bersih dari segala macam maksiat.

Turunan hukum taubat ini sendiri terbagi dalam 3 jenis, yaitu:

1. Mengakui Kesalahan

Tidak banyak orang yang berani untuk mengakui kesalahannya sendiri, karena masih banyak manusia yang malu untuk tampil di depan setelah mereka melakukan kesalahan.

Namun demikian, sebagai seorang manusia, jika kita menyadari telah melakukan kesalahan, maka kita wajib untuk mengakuinya.

Baca Juga: Orang Ini Akan Mudah Hadapi Sakaratul Maut, Siapakah Dia? Begini Penjelasan Gus Baha

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman dalam Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 168.

يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ كُلُوا۟ مِمَّا فِى ٱلْأَرْضِ حَلَٰلًا طَيِّبًا وَلَا تَتَّبِعُوا۟ خُطُوَٰتِ ٱلشَّيْطَٰنِ ۚ إِنَّهُۥ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِينٌ

Artinya : “Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu.”

Manusia salah, manusia bertaubat. Setan salah, setan tidak kenal kata taubat.

Ini sudah pernah dijelaskan saat kejadian yang terjadi di saat setan diminta untuk sujud kepada Adam, dalam Qur’an Surat Al A’raf ayat 12.

قَالَ مَا مَنَعَكَ أَلَّا تَسْجُدَ إِذْ أَمَرْتُكَ ۖ قَالَ أَنَا۠ خَيْرٌ مِّنْهُ خَلَقْتَنِى مِن نَّارٍ وَخَلَقْتَهُۥ مِن طِينٍ

Artinya : Allah berfirman: "Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu?" Menjawab iblis "Saya lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah."

Baca Juga: Menghitung Siklus Haid pada Wanita menurut Ijtihad Ulama, Sekaligus Menjawab Masalah Haid Terputus

Oleh karena kejadian itu, Allah mengharamkan kesombongan, agar manusia masih memiliki peluang untuk bertaubat.

2. Menyesali Kesalahan

Merasa menyesal atas kesalahan yang sudah diperbuat itu masih sangat jarang ditemukan.

Banyak yang justru tetap bersikap masa bodoh dan tidak peduli dengan keadaan di sekitarnya.

Padahal jika saja manusia tau, dengan menyesali kesalahan yang sudah dilakukan, maka dosa kita akan digugurkan oleh Allah, dan hatinya mendapatkan kelapangan.

3. Buktikan Perubahan dari Hasil Taubat dengan Beramal Shaleh.

Ini dapat dilakukan dengan mengganti perbuatan buruk kita dengan yang baik.
Perbaiki diri dengan cara berubah dan melakukan banyak amal shaleh.

Tidak hanya di mulut saja, melainkan secara kontinyu melakukan kebaikan demi kebaikan dengan tujuan untuk memperbaiki kesalahan kita pada Allah di masa lalu.

Baca Juga: Hukum Menangis dalam Sholat, Begini Penjelasan Ustadz Husni Idrus

Mengganti Sholat

Pendapat pertama mengatakan untuk mengganti sholat yang dulu pernah kita tinggalkan dengan yang baru.

Hal ini didasarkan pada mazhab Imam Syafi’i yang berbunyi :

ومن وجبت عليه الصلاة فلم يصل حتى فات الوقت لزمه قضاؤها

Artinya : “Orang yang wajib mengerjakan sholat namun belum mengerjakannya hingga terlewat waktunya, maka wajiblah atasnya untuk mengqadha’nya.”

Jadi berdasarkan pendapat pertama ini, sholat yang terlewat dikerjakan, bisa diganti dengan cara mengqadha’nya bersama shalat lain ketika ingat, dengan niat untuk mengganti shalat terdahulu.

Ini dilakukan setelah menunaikan sholat fardhu dan ketika menunggu orang yang tengah menjalankan shalat sunnah.

Baca Juga: Selain Tunaikan Sholat, Hindari Hal Ini, Sebab Seperti Memakan Bangkai, Kata Ustadz Adi Hidayat

Pendapat yang kedua mengatakan bahwa ini tidak dibatasi dengan shalat fardhu itu saja.

Maksudnya di sini adalah ketika kita bertaubat setelah menyadari kelalaian karena meninggalkan sholat, maka dosa sebelumnya itu akan dianggap gugur setelah mendapatkan pengampunan Allah.

Namun tetap perlu untuk dibuktikan dengan cara memperbaiki kesalahan itu, sesuai dengan keadaannya yang baru.

Contohnya di sini, jika sudah mengerjakan sholat fardhu, maka cukup sampai di situ saja. Jika ingin mengganti yang shalat yang dulu ditinggalkan, maka cukup dilakukan dengan cara memperbanyak amal shaleh.

“Tidak ada tafsiran khusus terkait masalah ini,” kata Ustadz Adi Hidayat.

Prinsipnya di sini bukan tentang mengganti dengan menggunakan shalat fardhu lagi atau hanya mencukupkannya dengan shalat sunnah saja.

Namun sejatinya adalah bagaimana cara kita membuktikan kepada Allah bahwa kita telah benar-benar bertaubat.

Perbanyak melakukan ibadah sunnah, bangun di waktu sepertiga malam untuk melaksanakan sholat, terus dan terus buktikan dalam kebaikan.

Semoga dengan ini Allah Subhanahu Wa Ta’ala akan memberikan ampunannya, sampai nanti kita kembali kepada-Nya dalam kebaikan.***

Editor: Sutrisno Tola

Sumber: YouTube Adi Hidayat Official

Tags

Terkini

Terpopuler