Cerita Ni Nengah Widiasih, Sempat Didiskualifikasi Sampai Bisa Rebut Medali Perak di Paralimpiade Tokyo

27 Agustus 2021, 19:16 WIB
Cerita Ni Nengah Widiasih, Sempat Didiskualifikasi Sampai Akhirnya Bisa Rebut Medali Perak di Paralimpiade Tokyo /

TERAS GORONTALO – Perjuangan atlet angkat besi di paralimpiade Tokyo Ni Nengah Widiasih, sampai akhirnya dapat meraih Medali Perak rupanya dipenuhi liku yang cukup menarik diikuti.

Pasalnya, Ni Nengah Widiasih dari infromasi yang didapat, bahkan sempat didiskualifikasi oleh wasit pada saat pertandingan angkat besi Paralimpiade Tokyo tersebut berlangsung.

Langkah Ni Nengah Widiasih nyaris saja tidak bisa berlanjut di Paralimpiade Tokyo, dan awalnya hanya akan mendapatkan medali perunggu.

Baca Juga : Menag Yaqut Cholil Qoumas Dorong Proses Hukum Untuk Seluruh Penghina Simbol Agama

Namun kejadian yang terjadi kepada Ni Nengah Widiasih tidak berlanjut, menyusul adanya  protes dari ofisial Indonesia terhadap dewan wasit.

Dikutip dari situs Kemenpora, cerita bermula saat Ni Nengah Widiasih sukses melakukan angkatan pertama seberat 96 kg. Lifter yang biasa disapa Widi itu kemudian melanjutkan ke angkatan kedua.

Widi panggilan akrab Ni Nengah Widiasih melakukan angkatan keduanya seberat 98 dengan bagus, namun beberapa saat setelah melakukan angkatan tersebut, angkatan kedua Widi dinyatakan tidak mulus dengan mendapat bendera merah dari wasit sehingga didiskualifikasi oleh dewan wasit.

Ni Nengah Widiasih dan pelatihnya Yanti merasa tidak puas dengan keputusan tersebut.

Baca Juga : Ini Lokasi Pelaksanaan SKD Bagi Pelamar CPNS di Kementerian PPN Atau Bappenas

“Setelah angkatan kedua saya didiskualifikasi, saya dan pelatih sempat ingin mempertanyakan keputusan itu. Namun kami mengurungkan niat itu. Kami baru akan melakukan protes jika pada angkatan ketiga saya juga dibatalkan,” jelas Widi.

Setelah semua lifter melakukan angkatan kedua,  posisi Ni Nengah Widiasih berada di urutan ketiga dan berpeluang untuk hanya meraih medali perunggu karena posisi kedua ditempati oleh lifter Venezuela, Monasterio Fuentes yang mencatat angkatan 97 kg.

Gagal di angkatan kedua tidak menyurutkan semangat dan konsentrasi Ni Nengah Widiasih untuk tetap tampil bagus di angkatan ketiga.

Baca Juga : Tiga Ekor Harimau Sumatera Ditemukan Mati di Aceh

Barbel seberat 98 kg masih berhasil diangkat Ni Nengah Widiasih dengan sempurna. Namun, beberapa detik setelah angkatan ketiga itu, Widi dikejutkan dengan keputusan wasit yang kembali mendiskualifikasi angkatannya.

“Setelah angkatan ketiga itu, wasit mengangkat bendera merah yang menandakan angkatan saya tidak mulus,” ungkapnya.

“Dengan cepat pelatih langsung menghampiri dewan wasit untuk mempertanyakan keputusan wasit itu dan meminta untuk direview atau diputar ulang tayangan angkatan saya untuk melihat apa kesalahan saya,” tambah Widi.

Baca Juga : Pelamar CPNS Bawaslu, Simak Jadwal dan Ketentuan Pelaksanaan SKD Lengkap Disinia

“Setelah melihat video review akhirnya dewan wasit menyatakan bahwa angkatan saya mulus dan tangan saya tidak miring sehingga dewan wasit mengesahkan angkatan saya,” ucap Widi.

Jalan Ni Nengah Widiasih untuk meraih medali perak semakin terbuka lebar setelah pesaingnya, Fuentes, gagal melakukan angkatan ketiga seberat 99 kg.

Hasil buruk Fuentes otomatis mendongkrak posisi Widi naik ke urutan kedua untuk merebut medali perak sedangkan medali perunggu menjadi milik Fuentes. Medali emas pada nomor ini diraih oleh lifter Tiongkok, Guo Lingling dengan angkatan terberat 108 kg.

Baca Juga : Pelamar CPNS Bawaslu, Perhatikan 12 Hal Ini Jika Tidak Ingin Gugur Dalam SKD

Medali perak yang diraih Widi sekaligus merupakan medali pertama bagi kontingen Indonesia di pentas Paralimpiade Tokyo 2020.

“Saya mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh masyrakat Indonesia yang terus mendukung kontingen Paralimpiade Indonesia,” tuturnya.

“Terima kasih juga kepada Pak Presiden Jokowi dan Pak Menpora Zainudin Amali yang terus mendukung tim Paralimpiade Indonesia,” tambah Widi lagi.

Semoga medali perak dari Ni Nengah Widiasih menjadi pembuka jalan dan pelecut semangat bagi atlet lain untuk menunjukan penampilan terbaik bagi kontingen Merah-Putih. ***

 

Editor: Muhamad Junaidi Amra

Sumber: Kemenpora

Tags

Terkini

Terpopuler