Terungkap! Ternyata Harga tes PCR Bisa Cuma Rp 10 Ribu, ini Alasannya

11 November 2021, 11:19 WIB
ilustrasi Tes PCR /Website/Kominfo

TERAS GORONTALO - Carut-marut biaya atau harga Tes PCR masih jadi perbincangan hangat.

Itu seiring muncul dugaan dua menteri terlibat dalam bisnis PCR di Indonesia.

Namun tahukah kamu, jika harga tes PCR ini bisa cuma Rp 10.000 saja?

Baca Juga: Pemerintah Akan Beri Sanksi Tegas Bagi Pelanggar Harga RT-PCR

Harga tes PCR sebenarnya bisa ditekan jika pemerintah mau.

Hal ini diungkapkan oleh pembawa acara sekaligus produser eksekutif, Aiman Witjaksono, dikutip terasgorontalo.com dari Instagram @hopsindonesia, pada Kamis, 11 November 2021.

Kala itu ia mencoba mencari tahu langsung soal harga tes PCR yang wajar.

"Saya mencoba cari tahu langsung ke Gabungan Pengusaha Alat Kesehatan dan Laboratorium (Gakeslab). Saya menemui Sekjen Gakeslab Randy Teguh," kata Aiman.

Baca Juga: Pemerintah Kembali Turunkan Batas Tarif Tertinggi Pemeriksaan RT-PCR

"Ada informasi mengejutkan yang saya dapat. Randy menyebutkan biaya tes PCR tidak terkait langsung dengan peralatan untuk tes PCR, seperti baju hamzat, batang pengambil sampel dan sejumlah lainnya," ujarnya.

Aiman pun menjelaskan, biaya tes PCR terkait dengan mesin dan reagen.

Mesin dan reagen ini kata Aiman, seumpama printer dan tinta, artinya tidak bisa digunakan tanpa salah satunya.

Harga mesin PCR mencapai ratusan juta rupiah, namun bisa digunakan dalam jangka panjang.

Baca Juga: BMKG Keluarkan Peringatan Dini di 33 Wilayah Indonesia Kamis 11 November 2021, Diantaranya DKI

Sementara itu, harga reagen bervariasi. Belasan, puluhan, hingga ratusan ribu rupiah di awal pandemi.

Saat awal pandemi terjadi, harga reagen terbilang tinggi karena susah didapat.

Kemudian kepada Aiman, Sekjen Gakeslab Randy Teguh mengatakan bahwa harga ts PCR sebenarnya bisa Rp10.000 saja.

"Rp 10 ribu pun bisa," jawab Randy.

"Lho kenapa bisa semurah itu?," timpal Aiman.

"Jika dilakukan kerja sama operasi, alias skema bisnis tertentu," jelas Randy.

Dijelaskan pula, jika kunci harga tes PCR tersebut adalah pada efektivitas mesin PCR.

Bila mesin digunakan sendiri dan waktu oprasionalnya terbatas, tentu pebisnis akan menaikan harga untuk mengejar modal kembali.

Namun, jika mesin bisa digunakan bersama dan waktu operasi bisa maksimal maka harga tes PCR bisa ditekan.

Oleh sebab itu, perlu dicari model bisnis kolaboratif yang bisa memaksimalkan mesin-mesin PCR yang ada.

Berdasarkan perhitungan ICW dan Koalisi Masyarakat Sipil saja, keuntungan dari bisnis PCR selama sekitar setahun terakhir pandemi mencapai lebih dari 10 triliun rupiah. ***

Editor: Fahri Rezandi Ibrahim

Editor: Fahri Rezandi Ibrahim

Sumber: Instagram @hopsindonesia

Tags

Terkini

Terpopuler